Laporkan Masalah

Stereotip, Ambivalensi, dan Resistensi dalam Novel Cheongnyeon Woo Jangchun: Analisis Poskolonialisme

NUR DIAH SULISTIYANI, Suray Agung Nugroho, M.A., Ph.D.

2022 | Skripsi | S1 BAHASA DAN KEBUDAYAAN KOREA

Penelitian ini menggunakan perspektif poskolonialisme untuk mengkaji novel Cheongnyeon Woo Jangchun karya Lee Namhee (2016). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji unsur poskolonial berupa permasalahan stereotip yang melekat pada bangsa Jepang sebagai penjajah dan bangsa Korea sebagai terjajah, ambivalensi yang dialami tokoh baik oleh penjajah maupun terjajah dan resistensi yang dilakukan terjajah dalam melawan penjajahan Jepang. Hasil analisis tersebut disajikan melalui metode penelitian deskriptif kualitatif. Melalui analisis terhadap novel, ditemukan stereotip yang melekat pada bangsa Jepang, Korea, dan keturunan hibrid Korea-Jepang. Jepang sebagai bangsa superior memiliki stereotip jujur dan bangsa yang kuat. Korea sebagai bangsa yang diinferiorkan oleh Jepang memiliki stereotip antara lain pembohong, bangsa yang lemah, penjahat dan bodoh/berpendidikan rendah. Namun, stereotip bahwa orang Korea itu bodoh berhasil dipatahkan oleh tokoh Woo Jangchun dengan membangun kesetaraan bahkan mengungguli kepintaran siswa Jepang. Stereotip pada keturunan hibrid direpresentasikan oleh Woo Jangchun yakni dianggap sebagai mata-mata. Kemudian, ambivalensi atau sikap mendua tercermin pada diri penjajah melalui tokoh Ketua Guru dan pemerintah Jepang, serta pada diri terjajah melalui tokoh Woo Jangchun dan Kim Shin-ahn. Bentuk resistensi yang dilakukan oleh kaum pelajar Korea dilakukan secara pasif dan aktif. Resistensi secara pasif tercermin pada perlawanan terhadap budaya, perlawanan terhadap stereotip dan perlawanan melalui mimikri. Sementara itu, resistensi aktif tercermin dalam perlawanan terhadap hegemoni Jepang.

This research used a postcolonial perspective to examine the novel Cheongnyeon Woo Jangchun by Lee Namhee (2016). This study aimed to analyze the postcolonial issues in the novel. There are stereotypes between Korean as colonized and Japanese as colonizer, the ambivalence experienced by both the colonized and the colonizer, and the resistance against Japanese colonialism. The results of the analysis used a qualitative descriptive research method. From the analysis of the novel, the stereotypes attached to Japanese, Korean, and Korean-Japanese hybrid descendant’s people. Japan, as the superior, had the stereotype of being honest and a strong nation. Korea, as the inferior, had stereotypes including liars, weak nation, criminals, and stupid/low educated. However, Woo Jangchun broke the stereotype about the stupid Korean by building equality and even surpassing the intelligence of Japanese students. The stereotype attached to the hybrid descendant represented by Woo Jangchun, who was considered a spy. Then, ambivalence or ambiguity was reflected in the colonized character from Woo Jangchun and Kim Shin-ahn, and also the colonizer through Japanese teacher and Japanese government. The forms of resistance carried out by Korean students were passive and active resistance. The passive resistance reflected in resistance to culture, resistance to stereotype, and resistance through mimicry. Meanwhile, the active resistance was reflected in the resistance to Japanese hegemony.

Kata Kunci : Stereotip, Ambivalensi, Resistensi, Poskolonialisme, Cheongnyeon Woo Jangchun

  1. S1-2022-394713-abstract.pdf  
  2. S1-2022-394713-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-394713-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-394713-title.pdf