Strategi Mitigasi Risiko Operasional Pada Unit Produksi Dan Pengelolaan Logistik PT Perhutani Anugerah Kimia Dengan Pendekatan House Of Risk

ALYA ROFIDIYA FARIDA, Dr. Ir. Adi Djoko Guritno, MSIE.; Dr. Agung Putra Pamungkas, S.T.P., M.Agr.

2022 | Skripsi | S1 TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

PT Perhutani Anugerah Kimia merupakan anak perusahaan dari Perum Perhutani yang bergerak pada pengelolaan dan pengusahaan hutan terutama untuk produk gondorukem, terpentin, dan derivatifnya berupa ester. Kegiatan proses operasional merupakan hal penting yang harus dilakukan perusahaan untuk memaksimalkan pencapaian tujuan perusahaan. Pelaksanaan proses operasional tidak lepas dari adanya risiko. Penelitian ini melakukan analisis risiko operasional untuk dievaluasi lebih lanjut dan menentukan rancangan strategi mitigasi risiko operasional yang berpotensi terjadi di Perusahaan. Pada penelitian ini menggunakan metode House of Risk untuk menganalisis potensi risiko operasional dan membuat rancangan strategi mitigasi risiko operasional yang ada pada unit produksi dan pengelolaan logistik di PT Perhutani Anugerah Kimia. Tahapan identifikasi risiko dan analisa risiko dilakukan pada House of Risk fase 1 untuk menentukan penyebab risiko (Risk Agent) yang diprioritaskan untuk ditindaklanjuti. Selanjutnya, tahapan evaluasi risiko dan perancangan tindakan perlakuan risiko dilakukan pada House of Risk fase 2 untuk memberikan saran prioritas tindakan preventif. Berdasarkan hasil penelitian ini teridentifikasi 24 Risk Event (kejadian risiko) yang disebabkan oleh 22 Risk Agent (penyebab risiko). Tahap selanjutnya adalah perhitungan model HOR fase 1 untuk menghitung nilai ARP yang dilanjutkan dengan aplikasi diagram pareto. Berdasarkan hasil analisis diagram pareto didapatkan 1 Risk Agent prioritas yakni (A16) Pekerja tidak mengikuti worksheet produksi. Perusahaan memberikan masukan untuk memasukkan 5 Risk Agent peringkat teratas berdasarkan nilai ARP untuk dijadikan prioritas penentuan tindakan preventif. Selanjutnya dalam penentuan tindakan preventif diperoleh 9 tindakan preventif yang diolah menggunakan model HOR fase 2 untuk dinilai efektivitas berdasarkan biaya dan ketersediaan sumber daya perusahaan. Hasil dari HOR fase 2 adalah urutan prioritas tindakan preventif. Urutan prioritas tersebut adalah Penjadwalan maintenance rutin, Penerapan SOP dalam pengaturan produksi, Penerapan SOP dalam alur komunikasi antar departemen, Evaluasi performansi mesin, Pembuatan kebijakan punishment untuk pekerja yang tidak mengikuti worksheet, Pelatihan dan refreshment SDM, Evaluasi rutin terhadap SDM, Penerapan sistem reward dan punishment, serta Pembuatan dan Evaluasi penerapan sistem komunikasi terintegrasi.

PT Perhutani Anugerah Kimia is a subsidiary of Perum Perhutani which is engaged in forest management and exploitation, especially for gum rosin products, turpentine, and their derivatives in the form of esters. Operational process activities are important things that companies must do to maximize the achievement of company goals. The implementation of operational processes cannot be separated from risks. This study conducts operational risk analysis for further evaluation and determines the design of operational risk mitigation strategies that have the potential to occur in the Company. This study uses the House of risk method to analyze potential operational risks and design operational risk mitigation strategies at PT Perhutani Anugerah Kimia. The stages of risk identification and risk analysis are carried out in the House of Risk phase 1 to determine the risk causes (risk agents) that are prioritized for follow-up. Furthermore, the stages of risk evaluation and design of risk treatment actions are carried out in the House of Risk phase 2 to provide suggestions for the priority of preventive actions. Based on the results of this study identified 24 risk events (risk events) caused by 22 risk agents (risk causes). The next stage is the calculation of the HOR model phase 1 to calculate the ARP value followed by the application of the Pareto diagram. Based on the results of the Pareto diagram analysis, 1 priority risk agent was found, namely (A16) Workers did not follow the production worksheet. The company provides input to include the top 5 risk agents based on the ARP value to be prioritized for determining preventive actions. Furthermore, the determination of preventive actions obtained 9 preventive actions that were processed using the HOR model phase 2 to assess effectiveness based on costs and the availability of company resources. The result of HOR phase 2 is a priority order of preventive actions. The priority sequences are scheduling routine maintenance, implementing SOPs in production arrangements, implementing SOPs in inter-departmental communication flows, evaluating machine performance, making punishment policies for workers who do not follow the worksheets, HR training and refreshment, routine evaluations of HR, application of reward systems and punishment, as well as making and evaluating the implementation of an integrated communication system.

Kata Kunci : risiko operasional, mitigasi risiko, House of Risk