Profil Metabolit Sekunder pada Kultur In Vitro Tunas Aksilar Cabai Puyang (Piper retrofractum Vahl.)

ENIK SULISTIYANA, Aries Bagus Sasongko, S.Si., M. Biotech.; Lisna Hidayati, S.Si., M. Biotech.

2022 | Skripsi | S1 BIOLOGI

Cabai puyang (Piper retrofractum) merupakan tanaman yang tumbuh memanjat dan memiliki berbagai aktivitas farmakologis. Produksi tanaman ini tergolong rendah, sehingga perlu upaya perbanyakan salah satunya dengan teknik kultur jaringan. Kultur tunas aksilar merupakan salah satu jenis kultur in vitro dengan menggunakan eksplan berupa tunas aksilar. Selain itu juga perlu dilakukan analisis profil metabolit sekunder yang terkandung dalam daun cabai puyang hasil kultur in vitro tunas aksilar. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kultur tunas aksilar cabai puyang pada medium Murashige & Skoog (1962) dengan kombinasi ZPT serta mempelajari kandungan metabolit sekunder pada daun in vitro dan ex vitro cabai puyang. Tunas aksiler diinduksi pada medium MS dengan beberapa kombinasi ZPT NAA dan BA. Pada medium A3 dengan kombinasi NAA 0,5 mg/L dan BA 1,5 mg/L muncul tunas tercepat pada 33 HST. Medium A2 dengan kombinasi NAA 0,5 mg/L dan BA 1,0 mg/L memiliki jumlah tunas 7,000 buah, jumlah daun 6,000 helai, dan tinggi tanaman 2,360 cm. Profil metabolit sekunder pada daun cabai puyang diidentifikasi dengan KLT. Jumlah bercak positif pada uji flavonoid, baik daun ex vitro dan in vitro memiliki jumlah yang sama. Pada uji terpenoid, bercak positif pada daun ex vitro lebih banyak dibandingkan daun in vitro. Sedangkan pada uji alkaloid, bercak positif pada daun in vitro lebih banyak dibandingkan daun ex vitro. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu medium A2 merupakan medium optimal pertumbuhan tunas aksilar dan profil metabolit sekunder pada daun in vitro dan ex vitro berbeda.

The javanese long pepper (Piper retrofractum) is a plant that grows climbing and has a variety of pharmacological activities. The production of this plant is relatively low, so it is necessary to propagate one of them with tissue culture. Axillary shoot in vitro culture is one type of in vitro culture using explant in the form of axillary shoot. In addition, it is also necessary to analyze the profile of secondary metabolites contained in javanese long pepper leaves from axillary shoot in vitro culture. This research aims to study axillary shoot in vitro culture of javanese long pepper in the medium Murashige & Skoog (1962) with a combination of growth regulator and study the profile of secondary metabolites of in vitro and ex vitro javanese long pepper leaves. Axillary shoots are induced in MS mediums with some combination of growth regulator NAA and BA. In the medium A3 with a combination of NAA 0,5 mg/L and BA 1,5 mg/L appears the fastest shoot at 33 HST. Medium A2 with a combination of NAA 0,5 mg/L and BA 1,0 mg/L has a number of shoots 7,000 pieces, the number of leaves 6,000 strands, and the height of the plant 2,360 cm. The profile of secondary metabolites in the leaves of Javanese long pepper is identified with TLC. The number of positive patches on flavonoid tests, both ex vitro and in vitro leaves had the same amount. In terpenoid tests, positive patches on ex vitro leaves were more numerous than in vitro leaves. While in alkaloid tests, positive patches on in vitro leaves are more than ex vitro leaves. The conclusion of this research medium A2 is the optimal medium of axillary shoot growth and the profile of secondary metabolites in ex vitro and in vitro leaves is different.

Kata Kunci : Piper retrofractum, cabai puyang, in vitro, KLT, tunas aksiler.