Analysing European Union Geopolitical Policy of Border Externalization in Preventing Refugees Migration to The Region
SAMUEL GIOVANNO J, Dr. Ririn Tri Nurhayati
2021 | Skripsi | S1 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONALTesis ini bertujuan untuk menganalisa praktik eksternalisasi perbatasan yang telah dimanfaatkan oleh Uni Eropa untuk mengendalikan mobilitas migran melalui negara tetangga dan negara ketiga yang menjadi transit atau asal migrasi melalui rezim pengelolaan yang diciptakan. Krisis migrasi yang telah melanda dalam beberapa periode waktu telah menjadi peristiwa penting bagi Uni Eropa untuk mengintensifkan kontrol spasial dan perbatasan geografis dengan negara tersebut. Inisiatif dan dana disebarkan untuk memastikan para negara ketiga untuk bekerja sama dengan kepentingan geopolitik Uni Eropa dalam mendorong penegakan perbatasan keluar dari batas teritorial mereka. Ini melampaui wilayah konvensional dikarenakan agenda eksternalisasi yang secara implisit telah menunjukkan perlunya hiper atau ekstrateritorialisasi perbatasan dan praktik pengelolaan di daerah terpencil yang menjadi sumber atau jalur migrasi para migran, keluar dari legal yurisdiksi. Namun demikian, praktik ini juga telah berdampak pada para migran, terutama para pengungsi dari konsekuensi yang dimaksudkan dan tidak diinginkan dari pelaksanaan 'bordernomics', penggunaan dan alokasi dana untuk menghambat mobilitas migran; krisis legitimasi lembaga yang mengungkapkan kelemahan dari tata kelola institusi; dan tujuan yang meragukan antara mengamankan wilayahnya atau aspek kemanusiaan para pengungsi.
This thesis aims to analyze border externalization practice that has been utilized by European Union for migration control through neighboring countries and third countries, which has become the transit or origin of the migration within the management regime. Migration crisis that had striked in several period of time is becoming a pivotal event for the Union to intensified spatial control and geographic border with its counterparts. Initiatives and funds are disbursed to assure them cooperate with the Union geopolitical interest in pushing out border enforcement out from their territorial boundaries. It goes beyond the EU territory as this externalization agenda has implicitly displayed its necessity in hyper or extra territorializing the border and management practice in remote area that become the sources or migratory routes of the migrant, out from its jurisdiction. Nevertheless, this practice has also been impacting the migrants, especially the refugees from the intended and unintended consequences of 'bordernomics', a vicious cycle and allocation of fund distribution; legitimacy crisis of the institution that revealed EU governance shortcomings; and its dubious objective between securitizing its region or the humanitarian aspect of the refugees.
Kata Kunci : Border externalization, Spatial control, EU, Extra territoriality, Border management