IDENTIFIKASI LAHAN KRITIS DI SUB DAS WURYANTORO DAN SEKITARNYA DAS BENGAWAN SOLO
BENNEY HENDARTO , Drs. Senawi, MP.
2004 | Skripsi | S1 KEHUTANANPengelolaan sumberdaya alam yang bempa lahan tidak hanya memberikan dampak positif, tetapi juga dampak negatif Terjadinya lahan kritis menjadi salah satu dampak negatif yang hams diketahui secara dini baik oleh pemerintah maupun masyarakat yang mengelolanya. Permasalahannya adalah : "Bagaimana mengidentifikasi lahan kritis dan sejauh mana penggunaan lahan1ang ada sekarang berpengaruh terhadap keberadaan lahan kritisT' Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan tersebut dengan tujuan dapat mengidentifikasi lahan kritis berdasarkan kriteria biofisik lahan dan mengetahui luas, persebaran serta tingkat kekritisannya, berikut keterkaitan antara penggunaan lahan yang ada terhadap terjadinya lahan kritis. Ruang lingkup penelitian yaitu Sub Daerah Aliran Sungai Wuryantoro dan Sekitamya, daerah yang menopang kehidupan manusia dan berkaitan erat dengan kelangsungan umur Waduk Gajah Mungkur, di Kabupaten Wonogiri Propinsi Jawa Tengah. . Pengambilan data karakteristik fisik lahan pad~ Sub DAS Wuryantoro dan Sekitamya, menggunakan metode purposive sampling dengan berdasarkan satuan lahan hasil proses Sistem Informasi Geografis. Identifikasi dan klasifikasi lahan kritis dengan metode skoring terhadap kawasan hutan lindung dan kawasan lindung di luar hutan menggunakan kriteria penutupan tajuk, lereng, erosi dan manajemen kawasan sedangkan pada kawasan budidaya menggunakan kriteria produktivitas, lereng, erosi, penutupan batuan dan manajemen kawasan. Analisis terhadap fungsi kawasan dengan metode komparatif antara arahan fungsi suatu kawasan dengan fungsi aktual suatu kawasan. Berdasarkan analisis data diketahui bahwa di Sub DAS Wuryantoro dan Sekitamya terdapat lahan sangat kritis seluas 237,322 Ha (3,19%), lahan kritis seluas 651,889 (8,77%), lahan agak kritis seluas 2815,117 Ha (37,89%), lahan potensial kritis seluas 2871,611 Ha (38,65%), dan lahan tidak kritis seluas 854,196 Ha (11,50%). Terjadinya lahan kritis tersebut diyakini karena tidak atau kurang sesuainya penggunaan lahan aktual dengan arahan fungsi kawasannya.
Kata Kunci : Karakteristik fisik lahan, Fungsi kawasan, Lahan kritis