Laporkan Masalah

Analisis Bisnis Kemitraan Pengusahaan Minyak Kayu Putih oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan di KPH Jombang

ALDINA RACHMA A, Dr. Silvi Nur Oktalina, S.Hut., M.Si.

2021 | Tugas Akhir | D4 PENGELOLAAN HUTAN

Pengusahaan minyak kayu putih antara Perum Perhutani dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) merupakan bentuk pemberdayaan masyarakat desa hutan guna memberikan manfaat melalui skema kemitraan. Dalam menjalankan bisnis kemitraan dengan tata kelola bisnis yang baik, LMDH perlu memperhitungkan biaya produksi secara terperinci. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui mekanisme kerjasama, proses produksi, analisis biaya produksi pengusahaan minyak kayu putih yang dilaksanakan kerjasama oleh KPH Jombang dengan LMDH Sadar Utama, LMDH Rimba Jaya Utama, LMDH Ngudi Lestari. Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan metode field research, yakni dengan cara observasi, wawancara, dan studi referensi. Data sekunder berupa dokumen atau arsip yang menjadi referensi. Analisis data dilakukan dengan cara identifikasi kegiatan, biaya dan komponen produksi, analisis keuntungan, dan pendekatan Break Even Point (BEP). Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan KPH Jombang memiliki tugas dan kewajiban dalam penyediaan bahan baku daun kayu putih dan LMDH memiliki tugas dan kewajiban dalam pengolahan daun kayu putih menjadi minyak kayu putih. Biaya produksi LMDH Rimba Jaya Makmur sebesar Rp 206.854.020, hasil minyak kayu putih sebesar 7.047 kg dan estimasi pendapatan sebesar Rp 276.258.080. Biaya produksi pada LMDH Sadar Utama sebesar Rp 51.762.200, hasil minyak kayu putih sebesar 1.435 kg dan estimasi pendapatan sebesar Rp 57.818.579. Biaya produksi pada LMDH Ngudi Lestari sebesar Rp 161.231.718 dengan hasil minyak kayu putih sebesar 5.066 kg dan estimasi pendapatan sebesar Rp 202.901.890. Perhitungan besaran nilai titik impas pada LMDH Rimba Jaya Makmur, LMDH Sadar Utama dan LMDH Ngudi Lestari masing-masing sebesar 567,65 kg/tahun, 638,79 kg/tahun, 1.276,25 kg/tahun.

The exploitation of eucalyptus oil between Perum Perhutani and the Forest Village Community Institution (LMDH) empowers forest village communities to provide benefits through partnership. In running a partnership business, LMDH has not considered the detailed production costs and the need for good business governance. The purpose of this study is to determine the mechanism of cooperation, production process, analysis of production costs of eucalyptus oil exploitation carried out in collaboration by KPH Jombang with LMDH Sadar Utama, LMDH Rimba Jaya Utama, LMDH Ngudi Lestari. The field research method used the primary data collection technique, namely through observation, interviews, and reference studies. The secondary data is in the form of documents or archives that become references. Data analysis was carried out by identifying activities, costs and production components, profit analysis, and the Break-Even Point (BEP) approach. The results indicate that KPH Jombang has duties and obligations in providing raw materials for eucalyptus leaves, and LMDH has duties and obligations in processing eucalyptus leaves into eucalyptus oil. The production cost of LMDH Rimba Jaya Makmur is IDR 206,854,020, the yield of eucalyptus oil is 7,047 kg, and the estimated income is IDR 276,258,080. The production cost of the Sadar Utama LMDH is IDR 51,762,200, the eucalyptus oil yield is 1,435 kg, and the estimated income is IDR 57,818,579. Production costs at Ngudi Lestari LMDH are IDR 161,231,718 with eucalyptus oil yields of 5,066 kg and an estimated income of IDR 202,901,890. The break-even point calculation for LMDH Rimba Jaya Makmur, LMDH Sadar Utama, and LMDH Ngudi Lestari is 567.65 kg/year 638.79 kg/year, 1,276.25 kg/year, respectively.

Kata Kunci : Minyak kayu putih, biaya produksi, titik impas, LMDH

  1. D4-2021-450744-abstract.pdf  
  2. D4-2021-450744-bibliography.pdf  
  3. D4-2021-450744-tableofcontent.pdf  
  4. D4-2021-450744-title.pdf