DINAMIKA PERAN PARA PIHAK DALAM PENGELOLAAN EKOWISATA WATUPAYUNG DI HUTAN LINDUNG RPH BIBAL BDH PANGGANG KPH YOGYAKARTA
FATIH MUNA FADHILA, Wahyu Tri Widayanti, S.Hut., M.P
2021 | Skripsi | S1 KEHUTANANInisisasi Ekowisata Watupayung diawali dari perubahan fungsi hutan produksi menjadi hutan lindung pada areal kerja KTHKm Sidomulyo 3. Dalam pengelolaan Ekowisata Watupayung, berbagai pihak ikut berperan di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika peran para pihak dalam pengelolaan Ekowisata Watupayung di RPH Bibal, BDH Panggang, KPH Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Penentuan informan menggunakan teknik snowball sampling. Informan berjumlah 16 orang, dimana lima diantaranya merupakan informan kunci. Informan kunci dipilih dari KTHKm Sidomulyo 3 sebanyak tiga orang dan JAVLEC sebanyak dua orang. Analisis data menggunakan analisis Miles dan Hubberman dan analisis peran menggunakan indentifikasi 3R (right, responsibilities, revenues). Hasil penelitian diperoleh bahwa para pihak yang berperan dalam pengelolaan Ekowisata Watupayung adalah kelompok masyarakat, institusi kehutanan, pemerintah daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat, Perguruan Tinggi, dan komunitas seni. Peran para pihak dalam pengelolaan Ekowisata Watupayung dapat dibagi dalam tiga periode yaitu periode inisiasi (2010-2016), periode penyusunan rencana kelola (2017-2018) dan periode pengelolaan (2018-sekarang). Peran para pihak dikelompokkan menjadi pemegang izin, inisiator, regulator, pendamping, fasilitator, pemberi bantuan, pengawas, evaluator, implementator dan mediator. Para pihak yang berperan memiliki relasi satu dengan yang lain berupa komunikasi, koordinasi, bersinergi, intergrasi dan kerjasama. Pengaruh dan kepentingan para pihak dalam pengelolaan Ekowisata Watupayung dibagi menjadi dua klasifikasi yaitu para pihak dengan pengaruh dan kepentingan tinggi serta para pihak dengan pengaruh tinggi namun kepentingan rendah.
The initiation of Watupayung Ecotourism begins with a modification function from a production forest area into a protected forest area. In managing Watupayung Ecotourism, stakeholders play a role. This study aims to determine the dynamics of stakeholders' role in management of Watupayung Ecotourism at RPH Bibal, BDH Panggang, KPH Yogyakarta. This research uses a qualitative approach with a case study method. Data collection techniques using observation, in-depth interviews, and documentation studies. The selection of informants used the snowball sampling technique. There are 16 informants, of which five of them are key informants. Three key informants were selected from KTHKm Sidomulyo 3 and two people from JAVLEC. Miles and Huberman analyses are used for data analysis and 3R Identification (right, responsibilities, revenues) is used for role analysis. The results showed that the stakeholders in the management of Watupayung Ecotourism are community groups, forestry institutions, local governments, non-governmental organizations, universities, and the arts community. The role of stakeholders can be divided into three periods, namely the initiation period (2010-2016), the management plan preparation period (2017-2018) and the management period (2018-present). The roles of stakeholders are grouped into permit holders, initiators, regulators, assistants, facilitators, aid providers, supervisors, evaluators, implementers, and mediators. Stakeholders who play a role have a relationship with one another in the form of communication, coordination, synergy, integration and cooperation. The influence and interests of stakeholders are divided into two classifications, namely stakeholders with high influence and interest and stakeholders high influence but low interest.
Kata Kunci : dinamika peran, para pihak, ekowisata, Hutan Kemasyarakatan:role dynamics, stakeholders, ecotourism, community forest