Laporkan Masalah

COLLABORATIVE GOVERNANCE PADA PEMBANGUNAN KAMPUNG MINA PADI SAMBEREMBE TECHNOPARK

NIMA HIKMAWATI, Suripto, SIP, MPA, Ph.D

2021 | Tesis | MAGISTER ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

Kampung Mina Padi Samberembe Technopark merupakan sebuah desa wisata yang terbentuk dari kolaborasi sektor publik yakni Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, sektor privat yakni Bank Syariah Mandiri dan partisipasi aktif dari warga masyarakat lokal itu sendiri. Dalam upaya pembangunan desa wisata di Dusun Samberembe, karakteristik dan lokalitas suatu daerah menjadi tantangan tersendiri untuk membentuk pola kolaborasi yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di wilayah tersebut. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana proses collaborative governance diterapkan pada pembangunan Kampung Mina Padi Samberembe serta menggali apa saja hambatan yang dihadapi dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan. Tesis ini berlokus di Desa Candibinangun, Kepanewon Pakem, Kabupaten Sleman, DIY. Dalam proses penulisan, peneliti mengacu pada teori collaborative governance yang ditulis oleh Chris Ansell dan Alison Gash. Penelitian menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengambilan data dilakukan melalui proses observasi, dokumentasi, wawancara, studi literatur dan dilanjutkan dengan penelaahan secara mendalam. Informan dalam penelitian ini terdiri dari sejumlah tokoh masyarakat di Dusun Samberembe, Petugas Penyuluh Lapangan di BP$ Pakem-Turi serta fasilitator dari Rumah Zakat. Hasil penelitian ini memberikan gambaran mengenai keterkaitan antara kearifan lokal sebagai modal sosial sebagai awal terbentuknya kolaborasi antara tiga sektor serta penentu keberhasilan pariwisata berkelanjutan di Dusun Samberembe. Sejumlah modal sosial yang ditemui dalam proses pembangunan KMP Samberembe diantaranya adalah budaya berkomunikasi dan bermusyawarah, sifat melu handarbeni (rasa memiliki dan tanggung jawab yang tinggi) dan kebiasaan bergotong royong. Sementara faktor penghambat yang ditemui dalam proses pembangunan yang utama adalah adanya pandemi Covid 19 yang menyebabkan turunnya angka kunjungan wisata yang menyebabkan sifat egosentris, pesimis dan turunnya tingkat komitmen warga. Sedangkan untuk menjamin kesinambungan pembangunan pariwisata, diperlukan pola kerjasama yang dilembagakan secara profesional seperti misalnya pelembagaan keuangan yang mampu mengelola modal dan keuntungan secara profesional.

ABSTRACT Kampung Mina Padi Samberembe Technopark is a tourist village formed from the collaboration of the public sector, namely Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan of Sleman Regency, the private sector, namely Bank Syariah Mandiri and the active participation of the local community itself. In an effort to develop a tourist village in Samberembe Hamlet, the characteristics and locality of an area become a challenge in itself to form a pattern of collaboration that is in accordance with the values and norms prevailing in the area. This research is intended to find out how the collaborative governance process is applied to the development of Mina Padi Samberembe Village and to explore what are the obstacles faced in sustainable tourism development. This thesis is located in Candibinangun Village, Kepanewon Pakem, Sleman Regency, DIY. In the writing process, the researcher refers to the collaborative governance theory written by Chris Ansell and Alison Gash. This research uses a qualitative approach with a case study approach. Data collection was carried out through a process of observation, documentation, interviews, literature studies and continued with an in-depth study. Informants in this study consisted of a number of community leaders in Dusun Samberembe, Petugas Penyuluh Lapangan (field extension officers) at BP$ Pakem-Turi and facilitators from Rumah Zakat. The results of this study provide an overview of the relationship between local wisdom as social capital as the beginning of the formation of collaboration between the three sectors and the determinants of the success of sustainable tourism in Samberembe Hamlet. A number of social capitals encountered in the Kampung Mina Padi Samberembe development process include a culture of communication and deliberation, the nature of melu handarbeni (sense of belonging) and gotong royong (the habit of working together). Meanwhile, the main inhibiting factor encountered in the development process was the Covid 19 pandemic which caused a decrease in the number of tourist visits which led to egocentricity, pessimism and a decrease in the level of community commitment. Meanwhile, to ensure the sustainability of tourism development, a professionally institutionalized cooperation pattern is needed, such as a financial institution capable of managing capital and profits professionally.

Kata Kunci : Kata kunci : Kampung Mina Padi Samberembe Technopark, collaborative governance, Bank Syariah Mandiri, Kabupaten Sleman

  1. S2-2021-466820-abstract .pdf  
  2. S2-2021-466820-bibliography.pdf  
  3. S2-2021-466820-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2021-466820-title .pdf