Laporkan Masalah

Demythologizing program of Rudolf Bultmann :: A Critical interpretation

SUSANTO, Happy, Pdt. Emanuel Gerrit Singgih, PhD

2002 | Tesis | S2 Ilmu Perbandingan Agama

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan beberapa kontribusi pemahaman mengenai program demitologsasi Rudolf Bultmann dengan cara mengkaj i karya-karyanya dan beberapa karya lainnya yang berkaitan. Bultmann menyatakan bahwa kehadiran Perjanjian Barn telah dipengaruhi oleh bahasa mitologi dan pemikiran Hellinis ataupun Gnostis. Menurutnya, dukumen- dokumen Perjanjian Baru, ataupun yang ada sebelumnya, adalah rekonstruksi mistik tentang Jesus, penyatuan perkataan Jesus yang sebenarnya dan ide Yunani mengenai Sang Penebus serta konsep teologis Bultmann yang percaya bahwa pada era pra Kristiani dapat ditemukan dalam Gnostisisme. Tiga gambaran mengenai karakteristik program demitologisasi yaitu mengmterpretasikan secara eksistential daripada sekedar rnenghapus rnitos-mitosnya, bertujuan menekankan penjelasan mengenai eksistensi yang dimiliki seseorang dalam lingkup kerja sejarah dan Bultmann menempatkan program demitologisasinya dalam tujuan kerjanya sebagai keseluruhan maksud untuk menginterpretasikan pesan Jesus yang ha1 ini selanjutnya merupakan persoalan hermenutik. Hanya dengan G interpretasi yang eksistensial lah makna sebenamya dari kitab suci dapat ditemukan

The research aims to made some contribution about understanding of demythologizing program toward the New Testament by examining the work of Rudolf Bultmann and some scholars who support and criticize him. Bultmann realized that the representations of the New Testament was influenced by mythological language, Hellenistic and Gnostic thought. He supposed that the New Testament documents, even the earliest of them, were mythical reconstructions of Jesus, synthesizing sayings which Jesus actually spoke and Greek ideas of a heavenly redeemer, a theological concept which Bultmann believed to pre-date Chnstianity since it could be found in Gnosticism. The three characteristic features of the demythologizing program are a concern to reinterpret in existential way rather than to abolish myth, the underlying purpose to elaborate one’s own existence within the framework of history, and Bultmann locates the demythologizing program within the intention of his work as a whole which is the purpose is to reinterpret Jesus’ message that it is therefore a method or problem of hermeneutics. Only by the existential interpretation, the real meaning of scripture = can be found.

Kata Kunci : Perjanjian Baru,Demitologisasi,Rudolf Bultmann, L~ern3~tho1ogizing Program - Hekrneneutics - Existential


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.