STIGMA PADA LEPRA YANG DIUKUR DENGAN SKOR EMIC DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI DI YOGYAKARTA
JANUAR DEVITA SARI, Prof.Dr.dr.Hardyanto Soebono, Sp.KK(K);Prof.Dr.med.dr.Retno Danarti, Sp.KK(K)
2021 | Tesis-Spesialis | DERMATOLOGI DAN VENEREOLOGILatar Belakang: Lepra adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang terutama menyerang kulit dan saraf perifer. Lepra dapat menyebabkan cacat fisik juga deformitas yang mudah terlihat, dan dikaitkan dengan stigma buruk. Persepsi ini mengarah pada prasangka, diskriminasi dan pengucilan sosial, yang dapat mengakibatkan tekanan mental pada pasien lepra dan orang sekitarnya. Penelitian yang mengukur stigma pada pasien lepra dan keluarga pasien lepra dengan skor EMIC serta faktor yang memengaruhinya belum pernah dilakukan di Yogyakarta. Tujuan: Untuk mengetahui besarnya stigma menurut skor EMIC dan faktor-faktor yang memengaruhi pada pasien lepra dan keluarga pasien lepra di Yogyakarta. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional potong lintang. Subjek diambil dari pasien lepra dan keluarga pasien lepra di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Dr. Sardjito yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengukuran stigma menggunakan kuisioner Explanatory Model Interview Catalogue (EMIC), dilakukan terhadap pasien dan keluarganya. Analisis data untuk mengetahui skor EMIC pada setiap faktor-faktor yang mempengaruhi dilakukan dengan independent T-test. Variabel yang memiliki nilai p<0,25 pada uji bivariat dilanjutkan dengan uji multivariat. Uji Statistik dinyatakan bermakna jika nilai p<0,05. Hasil: Penelitian dilakukan pada 94 pasien lepra dan 94 keluarga pasien lepra. Rerata skor EMIC pada pasien lepra adalah 18±7,9 dan pada keluarga pasien lepra adalah 15,1±7,5. Stigma tinggi dialami oleh 53,2% pasien lepra dan 51,1% keluarga pasien lepra. Aspek yang paling dominan pada stigma berdasarkan EMIC adalah menyembunyikan penyakitnya (90,4%) pada pasien lepra dan seorang yang terkena lepra cenderung menutupi penyakitnya (76,6%) pada keluarga pasien lepra. Berdasarkan hasil analisis regresi linear, faktor-faktor yang memengaruhi stigma pada pasien lepra dan keluarga secara bermakna (p<0,05) adalah tipe lepra, kecacatan, reaksi lepra, lokasi lesi, status pengobatan, lama sakit dan tingkat pendidikan. Kesimpulan dan Saran: Sebagian besar pasien lepra dan keluarga pasien lepra mengalami stigma yang tinggi. Aspek yang paling berperan pada stigma berdasarkan EMIC adalah menutupi penyakitnya. Faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap tingginya stigma lepra pada pasien dan keluarga pasien lepra adalah tipe lepra, kecacatan, reaksi lepra, lokasi lesi, status pengobatan MDT, lamanya sakit, dan tingkat pendidikan. Perlunya menyusun strategi untuk memberikan penjelasan kepada pasien lepra dan keluarganya sesuai dengan permasalahan stigma yang dihadapi.
Background: Leprosy is chronic infectious disease caused by Mycobacterium leprae which mainly attacks the skin and peripheral nerves. Leprosy can cause physical disabilities as well as visible deformities, and is associated with stigma. This perception leads to prejudice, discrimination and social exclusion, which can result in mental stress on leprosy patients and those around them. Research that measures stigma in leprosy patients and families of leprosy patients with EMIC scores and the factors that influence it has never been done in Yogyakarta. Objective: To determine stigma according to the EMIC score and the factors that influence leprosy patients and their families in Yogyakarta. Method: This study is a cross-sectional observational study. Subjects were taken from leprosy patients and their families at the Dermatology and Venereology Polyclinic, Dr. Sardjito who has met the inclusion and exclusion criteria. Measurement of stigma using the Explanatory Model Interview Catalog (EMIC) questionnaire, was conducted on patients and their families. Data analysis to determine the EMIC score on each of the influencing factors was carried out by independent T-test. Variables with p value <0.25 in the bivariate test were continued with the multivariate test. The statistical test was declared significant if the p value <0.05. Result: The study was conducted on 94 leprosy patients and 94 families of leprosy patients. The mean EMIC score in leprosy patients was 18±7.9 and in families of leprosy patients was 15.1±7.5. High stigma was experienced by 53.2% of leprosy patients and 51.1% of families of leprosy patients. The most dominant aspect of stigma based on EMIC is hidding the disease (90.4%) in leprosy patients and a person affected by leprosy tends to cover up his disease (76.6%) in the family of leprosy patients. The results of linear regression analysis, the factors that significantly affect the stigma in leprosy patients and their families (p<0.05) were leprosy type, disability, leprosy reaction, lesion location, treatment status, duration of illness and education level. Conclusion: Most leprosy patients and their families have high stigma. The most important aspect of stigma based on EMIC is hiding the disease. Factors that significantly affects the stigma of leprosy in patients and families of leprosy patients are the type of leprosy, disability, leprosy reaction, lesion location, MDT treatment status, duration of illness, and education level. The need to develop strategies to provide explanations to leprosy patients and their families in accordance with the stigma problems they face.
Kata Kunci : lepra, stigma, EMIC