POSITIVE BODY IMAGE: ACNE POSITIVITY PADA JENAMA KECANTIKAN (Analisis Isi Citra Positif Jerawat pada Akun Instagram Himalaya Herbals Indonesia Periode 31 Juli sampai dengan 31 Desember 2020)

I DEWA AYU DIAH P, Syaifa Tania, S.IP., M.A.

2021 | Skripsi | S1 ILMU KOMUNIKASI

Popularitas body positive movement di media sosial telah melahirkan acne positivity, sebuah gelombang baru bersifat mikro yang mengkhusus pada persoalan jerawat. Kemunculan acne positivity mendorong peralihan narasi komunikasi jenama kecantikan yang dulunya melanggengkan unrealistic beauty imagery menjadi publikasi kampanye yang lebih holistik, beragam dan inklusif. Padahal, peralihan publikasi unrealistic menjadi holistik adalah hal yang bersifat kontradiktif. Salah satu contohnya seperti Himalaya Herbals Indonesia selaku jenama kecantikan pertama di Indonesia yang mengadakan kampanye bertema acne positivity. Penelitian ini menguraikan bagaimana publikasi acne positivity pada akun Instagram Himalaya Herbals Indonesia. Penelitian dilakukan dengan metode analisis isi kuantitatif pada konten feed dan highlights kampanye "Stop Acne Shaming #AlamiLawanJerawat" periode 31 Juli s/d 31 Desember 2020 menggunakan coding sheet. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konten kampanye Himalaya Herbals Indonesia telah memuat nilai-nilai acne positivity, khususnya inner positivity dan body acceptance/love yang ditujukan kepada pejuang jerawat. Meski demikian, upaya Himalaya Herbals Indonesia belum dikatakan optimal karena ditemukan komodifikasi dan inkonsistensi antara nilai dan penerapan acne positivity pada populasi penelitian. Adapun terdapat batas kondisi wajah yang ditoleransi sesuai dengan kapasitas produk perusahaan. Secara umum, kampanye Himalaya Herbals Indonesia dilihat sebagai aktivitas Marketing Public Relations yang berupaya mendudukkan kepentingan marketing melalui aktivitas Public Relations yang berorientasi pada edukasi publik sehingga terbentuk citra positif.

The popularity of the body positive movement on social media has spawned acne positivity, a new micro wave that specializes in acne problems. The emergence of acne positivity has slowly shifted the narrative of beauty brand communication that used to perpetuate unrealistic beauty imagery to become more holistic, diverse and inclusive. In fact, the transition from unrealistic publications to holistic ones is contradictory. One example is Himalaya Herbals Indonesia as the first beauty brand in Indonesia to hold a campaign with acne positivity theme. This study describes the acne positivity publication on the Himalaya Herbals Indonesia Official Instagram account. The study was conducted using a quantitative content analysis method on the feed and highlights content of the "Stop Acne Shaming #AlamiLawanJerawat" campaign from 31st of July to 31st of December 2020 using a coding sheet. This study indicates that Himalaya Herbals Indonesia's campaign content contains acne positivity values, especially inner positivity and body acceptance/love aimed at acne fighters. However, Himalaya Herbals Indonesia's efforts have not been said to be optimal because commodification and inconsistencies were found between the value and application of acne positivity in the study population. Meanwhile, there is a tolerance limit for facial conditions according to the company's product capacity. In general, the Himalaya Herbals Indonesia campaign is seen as a Marketing Public Relations activity that put the marketing interests through Public Relations activity oriented to public education to form a positive image.

Kata Kunci : Jerawat, Acne Positivity, Beauty Imagery/ Acne, Acne Positivity, Beauty Imagery