Laporkan Masalah

ANARKISME-SINDIKALIS GERAKAN BURUH INDONESIA DALAM PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (2004-2014): ANALISA JURNAL KAJIAN PERBURUHAN SEDANE MAJALAH TEMPO

PRIMA HIDAYAH, Dr. Rr. Siti Murtiningsih

2021 | Skripsi | S1 FILSAFAT

Anarkisme-sindikalis mencakup berbagai macam ide politik. Ia dapat dipahami sebagai sejenis sosialisme sukarela, sebagai sosialis-libertarian, sebagai anako-sindikalis, atau anarkis-komunis dalam tradisi yang dikatakan Kropotkin. Anarkisme-sindikalis tumbuh dalam pikiran masyarakat yang teroganisir atas dasar afinitas, unit, atau komunitas organik yang umumnya merujuk kepada lingkungan kerja. Afinitas tersebut dapat hidup melalui redistribusi federal semacam organisasi sosial yang terintegrasi, yang mungkin bersifat nasional atau bahkan internasional. Di Indonesia, pengertian anarkisme yang demikian jarang ditemui, pun dari media yang kredibel. Sedangkan dalam kontestasi sosial, anarkisme-sindikalis tidak mempunyai bargaining yang signifikan, pun ide anarkisme di Indonesia telah lama dikenal. Penyebab lain yang penting adalah karena di masa lalu kaum anarkis melebur ke dalam PKI sehingga pandangan politik mereka menjadi kabur dan ikut surut saat Presiden Soeharto "bersih-bersih". Oleh karena itu, penting untuk menengahkan anarkisme-sindikalis gerakan buruh Indonesia dalam Pemerintahan SBY untuk memahami dinamika anarkisme-sindikalis baik sebagai aktivisme maupun gagasan pada rezim pertama Indonesia yang memerintah melalui pemungutan suara langsung. Penelitian ini disusun menggunakan metode kualitatif dengan deskripsi-naratif dan analisis filosofis. Dirancang melalui studi tekstual berbagai pustaka anarkis, Jurnal Kajian Perburuhan Sedane dan Majalah Tempo yang diterbitkan selama SBY memerintah. Sedangkan tahapan penelitian dilaksanakan dengan mengumpulkan literatur, mengklasifikasikan, menganalisis, dan mengevaluasinya secara kritis. Kemudian, untuk membuat analisis yang progresif, perlu untuk memahami secara mendalam irisan antara anarkisme-sindikalis, serikat buruh Indonesia, dan pemerintahan SBY agar dapat disusun dalam sebuah lintasan yang kronologis sebagai peristiwa politik, diskursus humaniora, dan filsafat. Dengan begitu, refleksi kritis mengenai aktivisme anariksime-sindikalis gerakan buruh Indonesia dalam Pemerintahan SBY dapat dievaluasi, bahkan diintrupsi menggunakan pendekatan filsafat politik, khususnya falsafah kaum anarkis. Anarkisme-sindikalis gerakan buruh Indonesia dalam pemerintahan SBY mewujud dalam berbagai aksi khas kaum sindikalisme, mulai dari mogok kerja hingga sabotase. Pun demikian, yang paling dominan masih ditempuh dengan memobilisasi massa untuk melakukan demonstrasi, dan itu pun masih sangat tergantung momentum, semisal: May Day, merespons RUU yang dinilai merugikan buruh, atau menolak kenaikan harga BBM dan kebutuhan pokok. Namun, meskipun cara-cara sindikalis telah diadaptasi gerakan buruh di Indonesia, mereka masih bercorak keprofesian dan tidak turun sebagai satu entitas kesadaran yang sindikalis.

Anarchism-syndicalism encompasses a wide variety of political ideas. It can accept as a kind of voluntary socialism, as socialist-libertarian, as anacho-syndicalist, or anarchist-communist in the tradition that Kropotkin says. Anarchism-syndicalism grows in the minds of people who are organized on the basis of an affinity, unit, or organic community which generally refers to the work environment. Such affinity can be through federal redistribution of some kind of integrated social organization, which may be national or even international. In Indonesia, such an understanding of anarchism is rarely found in "credible" media. While in social contestation, anarchism-syndicalism does not have a significant bargaining power, even the idea of anarchism in Indonesia has long been known. Another important reason was that the anarchist past merged into the PKI so that their political views became blurred and followed when President Suharto "cleaned up". Therefore, it is important to mediate the anarchism-syndicalists of the Indonesian labor movement in the SBY administration to understand the dynamics of anarchism-syndicalism both as activism and ideas in the first Indonesian regime which ruled through direct voting. This study was structured using qualitative methods with descriptive-narrative and philosophical analysis. Designed through a textual study of various anarchist literature, Jurnal Kajian Perburuhan Sedane and Majalah Tempo which were published during SBY's reign. While the research stage is carried out by collecting literature, classifying, analyzing, and evaluating it critically. Then, to make a progressive analysis, it is necessary to deeply understand the wedge between anarchism-syndicalism, the Indonesian trade unions, and the SBY government so that they can be arranged in a chronological trajectory as political events, humanities discourse, and philosophy. In this way, critical reflection on the anaricism-syndicalist activism of the Indonesian labor movement in the SBY administration can be evaluated, and even interrupted by using a political philosophy approach, particularly the philosophy of anarchists. The anarchism-syndicalism of the Indonesian labor movement in the SBY administration manifested itself in various typical actions of the syndicalists, ranging from strikes to sabotage. Even so, the most dominant approach is still to mobilize the masses to hold demonstrations, and that is still very dependent on momentum, for example: May Day, responding to a bill that is considered detrimental to workers, or rejecting the increase in fuel prices and basic needs. However, even though syndicalist methods have been adapted by the labor movement in Indonesia, they are still professional in character and do not come down as a syndicalist entity of consciousness.

Kata Kunci : Anarkisme-Sindikalis, Gerakan Buruh Indonesia, SBY

  1. 1. S1-2014-365564-title.pdf  
  2. 3. S1-2014-365564-abstract.pdf  
  3. 6. S1-2014-365564-bibliography.pdf  
  4. S1-2021-365564-abstract.pdf  
  5. S1-2021-365564-bibliography.pdf  
  6. S1-2021-365564-tableofcontent.pdf  
  7. S1-2021-365564-title.pdf