Klasifikasi Bubuk Kopi Aceh Gayo Berdasarkan Aroma dari Proses Pasca Panen Menggunakan Electronic Nose dan Pemilihan Hyperparameter pada Support Vector Machine (SVM)

IOTA NATHASYA, Budi Sumanto, S.Si., M.Eng

2021 | Tugas Akhir | D4 Teknologi Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol

Kopi merupakan salah satu komoditas Indonesia yang memiliki daya tarik tersendiri. Daya tarik tersebut berasal dari keunikan rasa dan aroma yang dihasilkan dari daerah tertentu seperti Aceh Gayo. Kopi Arabika Gayo ini memiliki beberapa jenis kopi yang dibedakan melalui proses pasca panennya seperti Arabika Gayo Natural dan Wine. Kedua jenis kopi tersebut memiliki aroma dan rasa yang berbeda meskipun berasal dari biji kopi yang sama. Hal inilah yang menyebabkan harga kopi bisa berbeda-beda. Sayangnya proses peniliaian aroma masih menggunakan penciuman manusia yang cenderung subyektif. Sehingga adanya E-nose dapat menjadi sebuah solusi untuk dapat membedakan kedua jenis kopi tersebut.E-nose yang digunakan pada penelitian ini memiliki 6 sensor gas, yaitu MQ-3, MQ-9, MQ-135, TGS-822, TGS-2600 dan TGS-2611. Salah satu metode klasifikasi yang bisa digunakan adalah Support Vector Machine (SVM). Metode ini digunakan untuk dapat mengklasifikasikan kopi Aceh Gayo Natural dan Wine melalui pola respons bacaan sensor gas pada e-nose. Berdasarkan hasil uji coba dengan menggunakan kernel linear dan nilai C=0,1 didapatkan akurasi sebesar 90%, presisi sebesar 87,5% dan sensitivitas 93,3%.

Coffee is one of Indonesia's commodities that has its charm. The attraction comes from the unique taste and aroma produced from certain areas such as Aceh Gayo. Gayo Arabica Coffee has several types of coffee which are differentiated through the post-harvest process such as Natural Gayo Arabica and Wine. The two types of coffee have different aromas and taste even though they come from the same coffee beans. This is the reason why coffee's price is different. Unfortunately, the scent assessment process still uses the human sense of smell which tends to be subjective. So that the E-nose can be a solution for this case. The E-nose used in this study has six gas sensors, consisting of MQ-3, MQ-9, MQ-135, TGS-822, TGS- 2600, and TGS-2611. One of the classifications that can be used is the Support Vector Machine (SVM). This method can be used to classify Aceh Gayo Natural coffee and Wine through the response pattern of the gas sensor readings on the e-nose. Based on the results of trials using a linear kernel and the value of C = 0.1, the accuracy is 90%, the precision is 87.5% and the sensitivity is 93.3%.

Kata Kunci : Kopi Aceh Gayo, Pasca-panen, E-Nose, Support Vector Machine