Laporkan Masalah

The Impairment of Queer Social Movement in Indonesia: Analysis on Gender Performativity in Heterosexist Citizenship

FARHAN RAFI, Dr. Maharani Hapsari, S.IP., M.A.

2021 | Skripsi | S1 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

Baru-baru ini negara Indonesia telah mengikuti tren kampanye politik tindakan korektif terhadap identitas queer, dengan menadahi klaim-klaim kewarganegaraan hanya kepada identitas biner heteroseksual; laki-laki dan perempuan. Kampanye politik yang bertujuan untuk melemahkan gerakan sosial queer, didorong dengan ideologi heterosexist; sebuah kepercayaan universalis yang menempatkan heteroseksualitas sebagai satu-satunya seksualitas yang alami dan bermoral. Tesis ini menggunakan logika feminis post-strukturalis dan konsep gender performance dari Judith Butler. Kerangka konseptual yang digunakan akan memperlihatkan bahwa negara telah mengkondisikan warga negaranya untuk mengikuti tindakan-tindakan normatif sesuai dengan diskursus gender heterosexist yang telah dianut oleh mayoritas. Indonesia dan banyak negara Asia Tenggara lainya memiliki kampanye politik yang identik dalam mengartikulasikan kewarganegaraan secara kultural dengan prakondisi wajib heteroseksual, dan telah mendasarkan proyek pembangunan negara diatas pernikahan heteroseksual.

Indonesia has recently seen a dramatic upsurge of corrective and repressive measures against queer identities, denying citizenship claims from identities that transcends beyond the the category of heterosexual laki-laki (men) and perempuan (women). These measures seeking to impair queer political struggles are guided by the hegemonic belief of heterosexism, the universalist belief that heterosexuality is naturally innate and the only morally upright sexuality. This thesis employs the logic of poststructuralist feminism and Judith Butler's gender performance theory, these frameworks would expose how exactly the state conditioned its citizens to perform the normative gender frames, thus preserving the hegemonic discourse of heterosexism. Indonesia and many other Southeast Asian countries seems to share a keen interest to articulate cultural membership of citizenship with heterosexuality, and are hinging national building imperatives on heterosexual marriage.

Kata Kunci : Poststructuralism, Gender Studies, Queer, Citizenship, Gender Performance, Identity Politics, Cultural Membership, Politics of Citizenship SOGIE, LGBT, Indonesia, Social Movement, Heterosexism, Heteronormativity, Gender and Politics, Democracy, Peace Stud

  1. S1-2021-411494-tableofcontent.pdf  
  2. S1-2021-411496-abstract.pdf  
  3. S1-2021-411496-bibliography.pdf  
  4. S1-2021-411496-title.pdf