EVALUASI PENGELOLAAN HUTAN KEMASYARAKATAN DI RPH GUBUGRUBUH, BDH PLAYEN, KPH YOGYAKARTA
ARIF TIRTA ALVIANA, Teguh Yuwono, S.Hut., M.Sc.
2021 | Skripsi | S1 KEHUTANANHutan Kemasyarakatan (HKm) adalah hutan negara yang ditujukan untuk memberdayakan masyarakat yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan Kemasyarakatan (KTHKm). Pengelolaan HKm oleh KTHKm Wana Lestari I dan KTHKm Wana Lestari II ditetapkan pada tahun 2007 dan akan dievaluasi setiap 5 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengelolaan HKm di KTHKm Wana Lestari I dan KTHKm Wana Lestari II, mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat, dan merumuskan strategi pengelolaan HKm. Pengambilan data evaluasi menggunakan metode survei melalui observasi, dan Focus Group Discussion (FGD) dengan Standar Khusus Pengelolaan Hutan oleh Masyarakat tahun 2020 sebagai pedoman evaluasi. Evaluasi terdiri dari 5 prinsip, yaitu keabsahan entitas pengelola dan wilayah, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan monitoring dan evaluasi. Identifikasi faktor pendukung dan penghambat dilakukan melalui wawancara dan kuesioner. Kinerja KTHKm kemudian dievaluasi sesuai dengan pedoman, sedangkan perumusan strategi menggunakan analisis SOAR (Strengths, Opportunities, Aspirations, dan Results). Penilaian pengelolaan HKm terdiri dari lima prinsip, yaitu 1. Keabsahan entitas pengelola dan wilayah kelola hutan; 2. Rencana pengelolaan hutan; 3. Pengorganisasian; 4. Pelaksanaan pengelolaan SDH; 5. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi secara mandiri. Hasil evaluasi prinsip 1 menunjukkan kondisi kedua KTHKm memperoleh rerata nilai 4 (mandiri). Pada prinsip 2, KTHKm Wana Lestari I memperoleh rerata nilai 1,5 (berkembang), dan KTHKm Wana Lestari II 2,43 (maju). Pada prinsip 3, KTHKm Wana Lestari I memperoleh rerata nilai 1,5 (berkembang), dan KTHKm Wana Lestari II 1,75 (berkembang). KTHKm Wana Lestari I memperoleh rerata nilai 1,53 (berkembang) pada prinsip 4, sedangkan KTHKm Wana Lestari II 2,2 (maju). Pada prinsip 5, kedua KTHKm memperoleh rerata nilai yang sama yaitu 1 (dasar). Secara umum, faktor yang mendukung pengelolaan HKm yaitu adanya potensi kawasan, komitmen anggota, keterbukaan pasar dan kerja sama. Faktor penghambatnya yaitu krisis kepercayaan dan kepemimpinan, potensi gangguan, dan tingkat urbanisasi. Strategi yang dapat dilakukan oleh kedua KTHkm adalah mengoptimalkan kontribusi anggota dalam pengelolaan HKm.
Community Forest (HKm) is a state forest intended to empower communities titled the Community Forest Farmers Group (KTHKm). The implementation of HKm program at KTHKm Wana Lestari I and KTHKm Wana Lestari II was established in 2007 and will be evaluated every 5 years. This study aims to evaluate the HKm implementation in KTHKm Wana Lestari I and KTHKm Wana Lestari II, identify supporting and inhibiting factors, and formulate strategies for HKm management. The method of collecting data was carried out by survey methods through observation, and Focus Group Discussions (FGD) which "Standar Khusus Pengelolaan Hutan oleh Masyarakat 2020" as evaluation guidelines. The evaluation consists of 5 principles: the legitimacy of the management and regional entities; planning; organizing; implementing; also monitoring and evaluation. Identification of factors was carried out by interviews and questionnaires. The data evaluation then evaluated according to the guidelines, while the analysis used for formulating the strategy is SOAR analysis (Strengths, Opportunities, Aspirations, and Results). The HKm management assessment consists of five principles, namely 1. The legitimacy of the management entity and forest management area; 2. Forest management plan; 3. Organizing; 4. Implementation of forest resource management; 5. Implementation of monitoring and evaluation. The evaluation result of principle 1 showed that the score of two KTHKm was 4 (independent). The score of principle 2 of KTHKm Wana Lestari I was 1.5 (developing), and KTHKm Wana Lestari II was 2.43 (advanced). The score of principle 3, KTHKm Wana Lestari I was 1.5 (developing), and KTHKm Wana Lestari II was 1.75 (developing). KTHKm Wana Lestari I obtained 1.53 point (developing) on principle 4, while KTHKm Wana Lestari II was 2.2 (advanced). In principle 5, both KTHKm obtained the same score 1 point (basic). In general, the factors that support the management of HKm are opportunities for potential market and area, partnership, and commitment of member. The inhibiting factors are leadership in crisis, crisis of confidence, risk of area, and urbanization. The strategy that can be carried out by the two KTHkm is to increase the member's contribution in HKm.
Kata Kunci : hutan kemasyarakatan, evaluasi, strategi