Laporkan Masalah

PENGARUH COST OF DEBT DAN IOS TERHADAP KEBIJAKAN EQUITY FINANCING DAN DEBT FINANCING PERIODE 2015-2020 PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI INDEKS LQ45

ROFI NAUFAL WIJAYA, Kusdhianto Setiawan, Sivilekonom., Ph.D.

2021 | Skripsi | S1 MANAJEMEN

Strategi perusahaan dalam equity financing dan debt financing sangat krusial terutama ketika perusahaan ditemukan dalam kondisi yang sulit seperti pandemi COVID-19. Banyak faktor yang dapat menentukan strategi perusahaan dalam pendanaan. Salah satu faktornya adalah investment opportunity set (IOS). IOS dapat dilihat melalui proksi market to book value of equity, market to book asset, dan return on equity. Pada masa COVID-19, perusahaan memiliki IOS yang kurang menarik dikarenakan kesulitan dalam menghasilkan profit yang berdampak dalam strategi pendanaan. Dalam menentukan strategi pendanaan, terdapat teori pecking order yang menjelaskan bahwa perusahaan memiliki skala prioritas dalam melakukan strategi pendanaan. Skala prioritas tersebut diurutkan melalui yang termurah yaitu laba ditahan, utang dan yang terakhir ekuitas. Diakibatkan oleh adanya COVID-19 yang menyulitkan perusahaan dalam menghasilkan profit, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan kebijakan dalam bentuk POJK No. 48 Tahun 2020. Kebijakan ini ditujukan untuk membantu perusahaan dalam mendapatkan arus pendanaan lebih melalui utang karena didalamnya terdapat relaksasi dalam restrukturisasi kredit. Selain itu, Bank Indonesia (BI) juga menurunkan BI 7 Days Repo Rate sebagai acuan untuk industri perbankan dalam menentukan tingkat bunga agar pendanaan pelaku ekonomi dapat terstimulus. Penelitian ini menggunakan data kuartil dari 38 perusahaan yang tertera pada indeks LQ45 selama periode 2015-2020. Penelitian menemukan bahwa IOS berhubungan positif terhadap strategi pendanaan perusahaan.

The company's strategy in equity financing and debt financing is crucial, especially when the company meet difficult conditions such as the COVID-19 pandemic. Many factors can determine the company's strategy in financing. One of the factors is the investment opportunity set (IOS). IOS can be seen through the proxies of market to book value of equity, market to book assets, and return on equity. During the COVID-19 period, the company had an IOS that was less attractive due to the difficulty in generating profit which had an impact on the financing strategy. In determining the financing strategy, there is a pecking order theory which explains that the company has a priority scale in carrying out a financing strategy. The priority scale is ordered through the cheapest, which are retained earnings, debt and the last is equity. Due to the COVID-19 which made it difficult for companies to generate profits, the Financial Services Authority (OJK) issued a policy in the form of POJK No. 48 of 2020. This policy is intended to assist companies in obtaining more funding flows through debt because there is relaxation in credit restructuring. In addition, Bank Indonesia (BI) also lowered the BI 7 Days Repo Rate as a reference for the banking industry in determining interest rates so that funding from economic players can be stimulated. This study uses quartile data from 38 companies listed on the LQ45 index during the 2015-2020 period. The study found that IOS is positively related to the company's funding strategy.

Kata Kunci : COVID-19, IOS, Pecking Order Theory, OJK, BI

  1. S1-2021-408784-abstract.pdf  
  2. S1-2021-408784-bibliography.pdf  
  3. S1-2021-408784-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2021-408784-title.pdf