Laporkan Masalah

Being Tolerant and Nationalist Sufi in Indonesia: A Social Movement Study of JATMAN (Jam'iyyah Ahl al-Thariqot al-Mu'tabarah anNahdliyyah) and Habib Luthfi

ACHMAD JAUHARI UMAR, Dr. Mohammad Iqbal Ahnaf, MA.

2021 | Tesis | MAGISTER AGAMA DAN LINTAS BUDAYA

Tasawuf telah lama diasosiasikan dengan toleransi karena sifat teologisnya yang menitikberatkan pada kedamaian jiwa. Namun, pandangan ini cenderung mengabaikan fakta bahwa gerakan sufi sering terlibat dalam politik dan wacana nasionalis. Kajian ini menjelaskan logika gerakan sosial sebuah gerakan tarekat di Indonesia dalam mengedepankan toleransi dan nasionalisme. Gerakan JATMAN (Jam'iyyah Ahl al-Thariqot al-Mu'tabarah an-Nahdliyyah), dikenal sebagai kelompok sufi yang saat ini dipimpin oleh Habib Luthfi. Gerakan ini menyerukan "Bela Negara" dengan jargon 'NKRI Harga Mati' (doktrin cinta tanah air) dan "Handarbeni" (bangga pada lokalitas). Penelitian ini menggunakan beberapa metode analisis untuk mengkaji faktor-faktor yang melatarbelakangi munculnya gerakan ini. Saya menganalisis ceramah Habib Luthfi bin Yahya (Rais 'Amm JATMAN) dari tahun 2020-2021 yang tersebar di beberapa media online seperti YouTube dan Instagram. Selain itu, saya melakukan wawancara dengan beberapa kiai di Idarah 'Aliyah (pengurus pusat JATMAN) dan saya menganalisis puluhan acara yang diselenggarakan oleh JATMAN di media online. Mengambil pendekatan dari teori gerakan sosial, saya berpendapat bahwa berbagai motivasi membayangi munculnya JATMAN dalam nasionalisme. Gerakan ini mungkin tidak hanya didorong oleh kesalehan dan doktrin teologis (sufisme) tetapi juga oleh logika gerakan sosial seperti struktur peluang politik, mobilisasi sumber daya, dan proses pembingkaian (framing process).

Sufism has long been associated with tolerance because of its theological nature that focuses on inner peace. However, this view tends to overlook the notion that Sufi movements are often involved in politics and nationalist discourse. This study explains the social movement logic of a tarekat movement in Indonesia in promoting tolerance and nationalism. JATMAN (Jam'iyyah Ahl al-Thariqot al-Mu'tabarah an-Nahdliyyah) is well-known as a Sufi group currently led by Habib Luthfi. This movement calls for Bela Negara (defending Indonesia) by the jargon "NKRI Harga Mati" (the doctrine of love for the homeland) and Handarbeni (being proud to locality). This research employed multiple analysis methods to examine the factors that underpin the emergence of this movement. I analyzed Habib Luthfi bin Yahya's lectures (Rais 'Amm JATMAN) from 2020-2021, scattered on several online media such as YouTube and Instagram. Besides, I conducted interviews with several kiai in Idarah 'Aliyah (the central administrator of JATMAN) and I analyzed dozens of events organized by JATMAN in online media. Drawing on the social movement theory, I argue that various motivations overshadow the emergence of JATMAN within nationalism. This movement may not only be driven by piety and theological doctrine (Sufism) but also by social movement logics such as political opportunity structure, resource mobilization, and cultural framing.

Kata Kunci : Nationalism, Tarekat Movement, Handarbeni, Bela Negara, Habib Luthfi

  1. S2-2021-449863-abstract.pdf  
  2. S2-2021-449863-bibliography.pdf  
  3. S2-2021-449863-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2021-449863-title.pdf