Program Revitalisasi Pasar Rakyat Di Kawasan Perbatasan : Studi Kasus Tiga Pasar Rakyat Pada Kabupaten Timor Tengah Utara

Y. BRAMPY A. ATITUS, Nunuk Dwi Retnandari, Dr., MS.

2021 | Tesis | MAGISTER ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

Pada beberapa dekade terakhir, pengelolaan perbatasan telah mengalami pergeseran paradigma dari keamanan (security approach) ke kesejahteraan (prosperity approach). Dalam konteks Indonesia, pergeseran paradigma ini telah ditindaklanjuti dengan berbagai kebijakan pembangunan - salah satunya melalui program revitalisasi pasar rakyat - yang berupaya menjadikan kawasan perbatasan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru. Namun demikian, fakta empiris menunjukkan bahwa program tersebut belum menunjukkan outcome yang optimal dibanding dengan tujuan yang hendak dicapai, dimana jumlah pengguna (pembeli dan penjual) dari pasar yang telah direvitalisasi tersebut masih tetap rendah atau pasar masih dijumpai dalam keadaan sepi. Penelitian ini, dengan demikian, mengeksplor lebih dalam tentang belum optimalnya outcome yang dihasilkan dari program revitalisasi dan 4 (empat) faktor yang mempengaruhinya, yakni fisik, ekonomi, sosial dan manajemen. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui desain penelitian studi kasus dimana ketiga pasar rakyat di kawasan perbatasan (Pasar Wini, Napan dan Haumeni Ana) sebagai unit analisisnya. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara semi terstruktur terhadap 53 orang informan dan didukung pula oleh observasi dan studi literatur. Penelitian ini mengkonfirmasi sepinya pasar-pasar dimaksud bahwa kuantitas dan frekuensi transaksi antara pembeli dan pedagang bervariasi ada yang meningkat ada yang cendrung berkurang setelah revitalisasi dilakukan. Temuan selanjutnya yakni keempat faktor tersebut berasosiasi dengan belum optimalnya level transaksi yang dihasilkan dari program revitalisasi yang telah dilakukan Pemerintah.

Over the last few decades, border management has experienced a paradigm shift from security approach to prosperity approach. In the Indonesian context, this paradigm shift has been followed-up with various development policies - one of which is through the program of revitalization of the traditional market - which seeks to promote the border areas as the center of new economic growth. Nonetheless, empirical facts show that the program has not yet shown a solid outcome, compared to the objectives to be achieved, which the total number of users (sellers and buyers) of the revitalized markets are relatively still small. This study, therefore, aimed to explore more deeply about the low outcome resulting from the revitalization program and 4 (four) factors that are associated with it, including physical, economic, social and management factors. This study employed a qualitative method through a case study design, in which the three traditional markets at border areas (Wini, Napan and Haumeni Ana markets) in North Timor Tengah Regency were the units of analysis. The data was collected through semi-structured interviews with 53 informants which was supported by observations and literature studies. This study confirms the quietness of these markets, in which the quantity and frequency of transactions between buyers and traders has been varied - some have increased and the other has tended to decrease after the revitalization is implemented. Another finding is that the four factors are associated with the low transaction levels resulted from the revitalization program that has been carried out by the Government.

Kata Kunci : Pasar Rakyat, Kawasan Perbatasan, Revitalisasi, Evaluasi Kebijakan.