Laporkan Masalah

The Making of Buddhism in Modern Indonesia: South and Southeast Asian Networks and Agencies, 1900-1959

YULIANTI, Prof. Dr. Bambang Purwanto, M.A.; Prof. Dr. J.J.L. Gommans

2020 | Disertasi | DOKTOR ILMU-ILMU HUMANIORA

Disertasi ini mengkaji tentang jejaring dan agensi transnasional yang terlibat dalam pembentukan agama Buddha pada masa Indonesia modern khususnya sejak tahun 1900 sampai 1959. Konsep transnasional yang digunakan dalam menganilisis kajian ini memberikan penjelasan sejarah tentang bagaimana agama Buddha pada periode yang diteliti tersebut merupakan akibat dari menguatnya gerakan revivalisme agama Buddha secara regional dan global, terutama di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara. Selain itu, menguatnya kesadaran identitas ketionghoaan di kalangan Tionghoa peranakan pada awal abad 20 juga menjadi salah satu pendorong bagi komunitas Tionghoa peranakan untuk terlibat aktif dalam memproduksi pengetahuan tentang Agama Buddha. Oleh karena itu dalam disertasi ini, Masyakat Tionghoa Peranakan menjadi aktor atau agensi utama yang berperan penting dalam proses pembentukan agama Buddha modern. Pengaruh gerakan revivalisme Agama Buddha dari Asia Selatan dan Asia Tenggara yaitu Theravada yang dibawa oleh kelompok Teosofi, misionaris Buddha Eropa dan missionaris dari Ceylon telah mengakibatkan pada pembentukan praktik dan sistem baru dalam agama Buddha di Indonesia pada periode kolonial dan berlanjut hingga pasca kemerdekaan. Selain itu, disertasi ini juga menemukan bahwa perempuan adalah salah satu agensi intelektual yang sangat produktif dalam melakukan jejaring sekaligus dalam memproduksi pengetahuan baru agama Buddha pada periode tersebut.

This dissertation examines the transnational networks and agencies involved in the formation of Buddhism in modern Indonesia, especially from 1900 to 1959. The transnational concept used in analyzing this study provides a historical explanation of how Buddhism in the period under study was the result of the strengthening of the movement of Buddhist revivalism that took place regionally and globally, especially in South Asia and Southeast Asia. Furthermore, the strengthening consciousness of Chinese identity among the Peranakan Chinese in the early 20th century also became one of the impetus for the Peranakan Chinese community to be actively involved in producing knowledge about Buddhism. Therefore, in this dissertation, the Peranakan Chinese Community becomes the main actor that plays an important role in the process of forming modern Buddhism. The influence of the Buddhist revivalism movement from South Asia and Southeast Asia, namely Theravada brought by Theosophy groups, European Buddhist missionaries and Buddhist missionaries from Ceylon has resulted in the formation of new practices, introduction of new material cultures and symbols and construction of new systems in Buddhism in Indonesia in the colonial period and continued until post-independence. In addition, this dissertation also finds that women are one of the most productive intellectual agencies in networking as well as in producing new knowledge of Buddhism in that period.

Kata Kunci : Modern Buddhism, Indonesia, colonial, peranakan Chinese, Vesak, material culture, transnational, agencies, networks, women

  1. S3-2020-358503-abstract.pdf  
  2. S3-2020-358503-bibliography.pdf  
  3. S3-2020-358503-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2020-358503-title.pdf