Kehendak Untuk Bermakna (Will to Meaning) Viktor Emil Frankl dalam Perspektif Filsafat Psikologi
ALDI DWI ARDYANSAH, Dr. Abdul Rokhmat Sairah Z.; Dr. Sindung Tjahyadi
2021 | Skripsi | S1 FILSAFATMakna kehidupan adalah persoalan yang tak pernah usai untuk dibahas umat manusia disepanjang peradabannya. Makna kehidupan sudah lama menjadi bahan spekulasi secara filosofis, ilmiah, dan teologis. Berbagai kebudayaan dalam bentuk agama, ideologi, dan ilmu memiliki jawabannya masing-masing untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut. Terdapat pelbagai pertanyaan terkait dengan makna kehidupan seperti: apa makna kehidupan? apa itu kehidupan? mengapa kita ada di sini? apa tujuan kita di sini? apa alasan kita hidup? untuk apa kita hidup? Pertanyaan-pertanyaan di atas memunculkan banyak jawaban dan pendapat, mulai dari teori ilmiah sampai penjelasan secara filosofis, teologis, dan spiritual. Frankl menawarkan gagasan filosofis dalam psikoterapinya yang ia namai "Logoterapi". Ia melakukan kritik terhadap makna dan nilai berbasis pemikiran Freudian dan Adlerian. Menurut Frankl makna eksistensial bagi banyak penulis hanya sebatas defence mechanism. Lalu apa jawaban Frankl terkait makna dan nilai? Dari pengalaman empiris Frankl sendiri yang merupakan seorang holocaust survivor tegas mengatakan bahwa manusia dapat hidup atau bahkan mati demi ideal dan nilai-nilainya sendiri. Bukan kita yang mempertanyakan makna hidup, tetapi kitalah yang ditanya oleh kehidupan itu sendiri. Filsafat Frankl ia rumuskan sendiri menjadi landasan terapeutik dalam psikiatri bernama Logoterapi tersebut, sebuah terapi dalam psikologi dan psikiatri yang berbasis filsafat eksistensialisme. Logoterapi didasarkan pada analisis eksistensial yang bermula dari konsep will to meaning Soren Aabye Kierkegaard yang berbeda dengan pemikiran Nietzschean-nya Alfred Adler tentang will to power (kehendak untuk berkuasa) atau teori Freud tentang will to pleasure (kehendak untuk kesenangan). Alih-alih power atau pleasure, Logoterapu berdasarkan pada keyakinan bahwa upaya untuk menemukan makna dalam hidup adalah kekuatan pendorong utama yang paling kuat dalam diri manusia. Pengenalan singkat untuk sistem pemikiran ini diberikan dalam buku Frankl yang paling terkenal, yakni Man's Search for Meaning di mana Frankl menguraikan bagaimna teorinya tentang Logoterapi membantunya untuk bertahan dari pengalaman sebagai penyintas holocaust dan bagaimana pengalaman selama menjadi tawanan di kamp konsentrasi itu mengembangkan dan memperkuat teorinya lebih jauh.
The meaning of life is a neverending issue for mankind to discuss throughtout their civilization. The meaning of life has been the subject of philosophical, scientific, and theological speculation. Various cultures in the form of religion, ideology, and science have their own answer to these questions. There are various questions related to the meaning of life such as: what is the meaning of life? what is life? why are we here? what is our purpose here? what is the reason we live? what do we live for? The questions above give rise to many answers and opinions, ranging from scientific theories to philosophical, theological, and spiritual explanations. Frankl offered philosophical ideas in his psychotherapy which he named "Logotherapy". He conducted a critique of meaning and value based on Freudian and Adlerian thought. According to Frankl, existential meaning for many writers is only limited to defence mechanism. Then what is Frankl's answer regarding meaning and value? From the empirical experience of Frankl himself who is a holocaust survivor, he firmly said that humans can live or even die for their own ideals and values. We are not the ones who question the meaning of life, but we are the ones who asked by life itself. Frankl's philosophy he formulated himself into a therapeutic foundation in psychiatry called Logotherapy, a therapy in psychology and psychiatri based on existentialism philosophy. Logotherapy is based on existensial analysis that stems from Soren Aabye Kierkegard's concept of will to meaning which is different from Alfred Adlers's Nietzschean thought about will to power or Freud's theory of will to pleasure. Instead of power or pleasure, Logotherapy is based on the belief thar the search for meaning in life is the most powerful driving force in humans. A brief introduction to this system of thought is given in Frankl's most famous book, Man's Search for Meaning where Frankl describes how his theory of Logotherapy helped him to survive his experiences as a holocaust survivor and how his experiences as a prisoner in a concentration camp developed and strengthened his theory further.
Kata Kunci : Filsafat Psikologi, Kehendak, Logoterapi, Makna, Viktor Emil Frankl