Laporkan Masalah

Manajemen Risiko Burnout Pada Tenaga Kesehatan di RS Universitas Sebelas Maret

TIRA ALFIANI LAARIYA, Dr.dr.Andreasta Meliala.,DPH.,Mkes,MAS; Drs. Sito Meiyanto, Ph.D

2021 | Tesis | MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Latar belakang: Tenaga kesehatan telah mengalami burnout selama masa pandemi Covid-19. Burnout merupakan salah satu bahaya psikososial yang dapat dicegah dan dimanajemen. Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret merupakan rumah sakit rujukan Covid-19 dengan 74% pegawainya merupakan tenaga kesehatan yang berisiko burnout. Dampak burnout bagi tenaga kesehatan adalah gangguan kesehatan fisik, kesehatan mental, dan luaran pekerjaan. Penelitian menunjukkan bahwa faktor psikososial tempat kerja mungkin berkontribusi pada terjadinya burnout pada tenaga kesehatan. Dengan mengetahui prevalensi burnout, besar kontribusi faktor psikososial terhadap burnout, maka dapat disusun manajemen risiko untuk memanajemen bahaya psikososial di tempat kerja. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan disain cross-sectional. Analisis statistik menggunakan regresi logistik untuk menguji kontribusi faktor psikososial terhadap burnout. Hasil pengukuran prevalensi burnout dan faktor psikososial dianalisis sesuai besar prevelensi burnout dan rasio prevalensi dari faktor psikososial untuk menentukan strategi manajemen risiko rumah sakit. Hasil: Prevalensi burnout pada tenaga kesehatan sebesar 19,7% yang terdiri dari 23,6% pada dokter, 17,4% pada perawat, dan 23% pada tenaga kesehatan lainnya. Tuntutan kuantitatif pekerjaan merupakan faktor risiko terjadinya burnout (PR=1,06). Kontrol atas waktu kerja (PR=0,98), dan dukungan atasan (PR=0,99) merupakan faktor protektif terjadinya burnout pada tenaga kesehatan. Kesimpulan: Faktor psikososial yang berkontribusi terhadap terjadinya burnout pada tenaga kesehatan adalah tuntutan kuantitatif pekerjaan (PR=1,06), dukungan atasan (PR=0,99), dan kontrol atas waktu kerja (PR=0,98).

Background: Healthcare professionals have experienced burnout during the Covid-19 pandemic. Burnout is one of the psychosocial hazards that can be prevented and managed. Sebelas Maret University Hospital is a Covid-19 referral hospital with their employee who are at risk of burnout. The impact of burnout is physical health disorders, mental health, and work outcomes. Research shows that workplace psychosocial factors may contribute to burnout among healthcare professionals. By knowing the prevalence of burnout and psychosocial factors that contribute to burnout, it can be a step to develop risk management program to manage psychosocial hazards in the workplace. Methods: This type of research is an analytic study with a cross-sectional design. Statistical analysis used logistic regression to examine the contribution of psychosocial factors to burnout. The results of measuring the prevalence of burnout and psychosocial factors were analyzed according to the burnout prevalence and prevalence ratio of psychosocial factor to determine hospital risk management strategies. Results: The prevalence of burnout in healthcare professionals is 19.7%, which is 23,6% among doctors, 17,4% among nurses, and 23% among other healthcare professionals. The quantitative demands of work are a risk factor for burnout with a prevalence ratio of 1.06. Control over working time (PR=0,98) and support from superiors (PR=0,99) are protective factors for burnout in health workers. Conclusion: Psychosocial factors that contribute to burnout in health workers are quantitative demands of work (PR=1,06), support from supevisor (PR=0,99), and control over working time (PR=0,98).

Kata Kunci : burnout, faktor psikososial, tenaga kesehatan, manajemen risiko

  1. S2-2021-448543-abstract.pdf  
  2. S2-2021-448543-bibliography.pdf  
  3. S2-2021-448543-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2021-448543-title.pdf