Laporkan Masalah

PEMANFAATAN PELAYANAN HEMODIALISIS PADA PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (ANALISIS DATA SAMPEL BPJS TAHUN 2015-2016)

IRMA FITRILIA, Dr. drg. Julita Hendrartini, M. Kes., AAK

2021 | Tesis | MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Latar Belakang: Hemodialisis termasuk kedalam 10 tindakan paling banyak dilakukan pada tahun 2015-2016 berdasarkan data sampel BPJS Kesehatan dan merupakan klaim paling tinggi. Pada tahun 2015 total pembiayaan hemodialisis oleh BPJS mencapai 86% dari total proporsi sedangkan pada tahun 2016 jumlahnya meningkat menjadi 90%. Pembiayaan untuk hemodialisis setiap tahunnya terus mengalami peningkatan dan pada tahun 2018 biaya yang dikeluarkan mencapai 4,81 triliun. Meskipun jumlah pembiayaan yang dikeluarkan setiap tahunnya terus mengalami peningkatan tidak semua masyarakat dapat mengakses pelayanan hemodialisis. Tujuan: Menganalisis dan mendeskripsikan pemanfaatan hemodialisis berdasarkan data sampel BPJS kesehatan tahun 2015-2016 Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain penelitian cross-sectional menggunakan data skunder dari data sampel BPJS Kesehatan Tahun 2015-2016. Variabel dalam penelitian ini yaitu karakteristik individu (usia, jenis kelamin, jenis kepesertaan) dan wilayah. Analisis data dilakukan secara univariabel, bivariabel dengan chi-square, dan multivariabel menggunakan regresi logistik. Hasil: Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa pemanfaatan hemodialisis pada pasien BPJS Kesehatan tahun 2015-2016 dipengaruhi oleh jenis kelamin, usia, jenis kepesertaan dan wilayah. Hasil analisis multivariat menunjukkan perempuan lebih besar kemungkinannya memanfaatan hemodialisis dengan nilai OR 1.25 dibandingkan dengan laki-laki dengan rentang usia >64 tahun (OR= 3.50). Jenis kepesertaan PBPU dan berada di wilayah DKI Jakarta 1,45 kali lebih besar kemungkinannnya untuk memanfaatkan hemodialisis. Kesimpulan: Pemanfaatan hemodialisis dipengaruhi oleh karakteristik peserta dan wilayah.

Background: Hemodialysis was included in the 10 most widely performed actions in 2015-2016 based on BPJS Health sample data and was the highest claim. In 2015 total hemodialysis financing by BPJS reached 86% of the total proportion, while in 2016 it increased to 90%. The financing for hemodialysis continues to increase every year and in 2018 the costs incurred reached 4.81 trillion. Although the amount of financing issued annually continues to increase, not all people can access hemodialysis services. Objective: ToAnalyze and describe the use of hemodialysis based on BPJS health sample data for 2015-2016 Methods: This study is an analytical study with a cross-sectional design using secondary data from 2015-2016 BPJS sample data. Data analysis was performed with univariable with chi-square and multivariable analysis using logistic regression. Results: Based on the results of the analysis showed that the use of hemodialysis in BPJS Health patients in 2015-2016 was influenced by gender, age, type of participation and region. The results of multivariate analysis showed that women were more likely to use hemodialysis with an OR value of 1.25 compared to men with an age range of >64 years (OR= 3.50). The type of PBPU participation and being in DKI Jakarta was 1.45 times more likely to use hemodialysis Conclusion: The use of hemodialysis is influenced by the characteristics of the participants and region.

Kata Kunci : Karakteristik pasien, Pemanfaatan Hemodialisis, Jaminan Kesehatan Nasional

  1. S2-2021-433483-abstract.pdf  
  2. S2-2021-433483-bibliography.pdf  
  3. S2-2021-433483-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2021-433483-title.pdf