Kajian Etnobotani Tumbuhan Ritual Adat Batak Toba di Desa Hutaginjang, Kecamatan Sianjur Mula-Mula, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara
RAHMAD CRISTIAN SIMAMORA, Atus Syahbudin, S. Hut., M.Agr., Ph.D ; Dr. Much. Taufik Tri Hermawan, S. Hut., M.Si
2021 | Skripsi | S1 KEHUTANANEtnobotani adalah suatu ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia dan tumbuhan. Masyarakat lokal sudah hidup lama dan berdampingan dengan sumber daya alam yang berada di sekitarnya. Pengetahuan mengenai pemanfaatan tumbuhan diperoleh secara turun-temurun. Masyarakat Desa Hutaginjang memanfaatkan tumbuhan di sekitarnya sebagai bahan dalam pelaksanaan ritual adat. Tumbuhan dimanfaatkan dalam ritual adat, seperti pernikahan, kelahiran , kematian, mangongkal holi, pendirian rumah, ritual saat terjadi musibah dan ritual mendapatkan jodoh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis ritual adat, keragaman spesies tumbuhan yang dimanfaatkan dalam ritual adat Desa Hutaginjang dan upaya pelestarian tumbuhan yang dilakukan masyarakat. Terdapat dua jenis data yang diperoleh pada penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer akan diperoleh terdiri dari data mengenai tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat dan foto-foto tumbuhan yang digunakan dalam ritual adat Desa Hutaginjang. Pengambilan data tersebut menggunakan metode observasi partisipatif moderat, pembuatan herbarium, dan wawancara dengan metode purposive sampling dan snowball sampling, sedangkan untuk data sekunder yang diperoleh adalah monografi desa mengenai keadaan kondisi umum desa dan jenis-jenis tumbuhan yang terdapat di Sianjur Mula-Mula. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menunjukkan bahwa tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan ritual adat sebanyak 32 spesies dan 21 famili.Tumbuhan yang banyak dimanfaatkan tergolong dalam famili poaceae (15,6%) dan Arecaceae (15,6%). Bagian organ tumbuhan yang banyak dimanfaatkan adalah daun (27,5%).Sumber perolehan tumbuhan yang dimanfaatkan dalam ritual adat Desa Hutaginjang adalah budidaya (59,4%). Upaya konservasi yang dilakukan masyarakat berupa budidaya tumbuhan di pekarangan, lahan pertanian masyarakat dan adanya larangan penebangan pohon yang dianggap keramat.
Ethnobotany is a science which studies the interactions between humans and plants. The Local people have lived for a long time and coexist with the natural resources around him. The Knowledge of the use of plants is obtained from generation to generation. The people in Hutaginjang village used the surrounding plants as materials in the traditional rituals. The Plants were used in traditional rituals such as marriage, birth, death, mangongkal holi, building houses, rituals when disasters occur and rituals to get a mate. This study aims to determine the types of traditional rituals, the diversity of plant species used in the traditional rituals in Hutaginjang and the efforts of the society to preserve the plants. There are two types of data obtained in this study, namely primary data and secondary data. The primary data consists of the data of the plants used by the society and the photos of the plants used in the traditional rituals of Hutaginjang Society. The data was collected by using moderate participatory observation methods, making herbarium, and interviews with purposive sampling and snowball sampling methods, meanwhile the secondary data is a village monograph regarding to the general condition of the village and the types of plants which were found in Sianjur Mula-Mula. The Data were analyzed with descriptive qualitative and descriptive quantitative. This study showed that the plants used as materials for traditional rituals were 32 species and 21 families. The most widely used plants belonged to the Poaceae families (15.6%) and Arecaceae (15.6%). The part of the plant organ which is mostly used is the leaf (27.5%). The source of plant acquisition used in the traditional rituals in Hutaginjang is through cultivation (59.4%). Conservation efforts carried out by the community are in the form of cultivating plants in the yard, in the society agricultural land and the prohibition of felling trees which are considered sacred.
Kata Kunci : Etnobotani, Ritual Adat, Konservasi, Desa Hutaginjang , Ethnobotany, Traditional Rituals, Conservation, Hutaginjang Village