EFIKASI DIRI DALAM PENERAPAN PROTOKOL KESEHATAN DI MASA ADAPTASI KEBIASAAN BARU PADA TENAGA KEPENDIDIKAN DI UNIVERSITAS GADJAH MADA

IZZATUL ALIFAH SIFAI, Dr. Supriyati, S.Sos, M.Kes;dr. Nur Arfian, Ph.D

2021 | Tesis | MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Latar belakang: Rencana pembelajaran bauran (blended-learning) di masa pandemi perlu dikaji dengan teliti karena akan terjadi interaksi secara langsung sehingga menjadi faktor risiko yang perlu diantisipasi penularan COVID-19. Efikasi diri telah terbukti menjadi bagian penting dalam kegiatan promosi kesehatan untuk mengubah perilaku tidak sehat menjadi perilaku sehat. Efikasi diri yang tinggi dalam penerapan protokol kesehatan dapat meningkatkan kepatuhan sehingga menjaga tempat kerja aman dari paparan COVID-19 sehingga produktifitas kerja tercapai. Syarat utama pembelajaran bauran meliputi kesiapan sumber daya manusia, salah satunya yaitu tenaga kependidikan. Metode penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Metode survei online seleksi mandiri dengan nonprobability sampling digunakan untuk merekrut peserta melalui google form. Teknik sampling dengan non-probability degan metode snowball. Data dianalisis menggunakan analisis bivariat dengan uji Chi-Square dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik (p<0.05) untuk mengetahui hubungan pengetahuan seputar COVID-19, tingkat kecemasan terhadap COVID-19, dan dukungan sosial yang dirasakan terhadap efikasi diri dalam menerapkan protokol kesehatan pada tenaga kependidikan di UGM. Hasil: Dari 230 responden, 61,74% memiliki efikasi diri rendah dalam penerapan protokol kesehatan. Pada analisis bivariat menunjukkan ada hubungan pengetahuan seputar COVID-19 (p=0.013), tingkat kecemasan terhadap COVID-19 (p=0.002), dan dukungan sosial yang dirasakan (p=0.001) terhadap efikasi diri dalam penerapan protokol kesehatan. Hasil analisis multivariat dengan regresi logistik menunjukkan ketiga faktor tersebut mempengaruhi efikasi diri dalam penerapan protokol kesehatan sebesar 12,34% sedangkan 87,66% karena pengaruh faktor lain. Dukungan sosial dirasakan memiliki peluang 3.9 kali tenaga kependidikan memiliki efikasi diri yang rendah terhadap penerapan protokol kesehatan. Kesimpulan: Terdapat hubungan pengetahuan seputar COVID-19, tingkat kecemasan terhadap COVID-19, dan dukungan sosial yang dirasakan terhadap efikasi diri dalam penerapan protokol kesehatan pada tenaga kependidikan di UGM. Dukungan sosial merupakan aspek penting untuk meningkatkan efikasi diri.

Background: The blended-learning plan during the COVID-19 pandemic should be studied carefully because there will be face-to-face interaction that may become a risk factor so anticipation needed for transmission of COVID-19. Self-efficacy has been proven to be an important part of health promotion activities to change unhealthy behavior into healthy behavior. High self-efficacy in implementing health protocols can increase compliance so as to keep the workplace safe from COVID-19 exposure so that work productivity is achieved. The main requirements for blended-learning include the readiness of human resources, one of them is university staff. Research Method: This study is a quantitative study with a cross-sectional design. The self-selection online survey method of nonprobability sampling was used to recruit participants through via google form. Data were analyzed using bivariate analysis with Chi-Square test and multivariate analysis with logistic regression (p<0.05) to assess the association between knowledge about COVID-19, level of anxiety about COVID-19, and perceived social support for self-efficacy towards implementation of health protocols among university staff at UGM. Results: In total 230 respondents, 61.74% had low self-efficacy in implementing health protocols. Bivariate analysis showed that there was an association between knowledge about COVID-19 (p=0.013), COVID-19 anxiety (p=0.002), and perceived social support (p=0.001) toward self-efficacy in implementing health protocols. The results of multivariate logistic regression indicated that these three factors affected self-efficacy in the application of health protocols by 12.34% while 87.66% was due to the influence of other factors. Perceived social support to have a 3.9 times chance of university staffs having low self-efficacy in implementing health protocols. Conclusion: There is an association between knowledge about COVID-19, level of COVID-19 anxiety, and perceived social support, toward self-efficacy in implementing health protocols for university staff at UGM. Perceived social support is an important aspect to increase self-efficacy.

Kata Kunci : Efikasi Diri, Pengetahuan, Kecemasan, Dukungan Sosial