Laporkan Masalah

Expressing Piety through Philanthropy: The Emergence of Women's Piety Movement in Surakarta

OKTA NURUL HIDAYATI, Dr. Fatimah Husein

2021 | Tesis | MAGISTER AGAMA DAN LINTAS BUDAYA

Surakarta dikenal sebagai kota dengan menjamurnya kelompok-kelompok Islamis yang didominasi laki-laki. Sejak demokratisasi di Indonesia berlangsung, aktor-aktor Islamis mengubah strategi mereka dari kekerasan ke metode yang lebih damai dan hadir di majelis taklim sebagai penceramah dan agen filantropi. Kehadiran mereka berdampak signifikan terhadap penyebaran ide-ide Islam dan kegiatan filantropi di majelis. Tesis ini bertujuan untuk mengkaji dua pertanyaan: pertama, bagaimana para penceramah Islamis mempengaruhi ideology dan aktivitas kesalehan dari gerakan kesalehan perempuan di Surakarta; dan kedua, bagaimana para perempuan ini, melalui kegiatan filantropi mereka, menanggapi gerakan Islamis. Tesis ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara dengan pengurus dan jamaah dari tiga majelis taklim, yaitu: Al Husna, Humaira, dan Da�wah Squad. Majelis ini diprakarsai oleh perempuan Muslim kelas menengah perkotaan yang merupakan aktor baru, dan berbeda dari aktor laki-laki yang memimpin dan dari kelompok Islam radikal. Data offline dan online diolah menggunakan teori gerakan kesalehan Saba Mahmood untuk memahami variasi subjektivitas perempuan di ketiga majelis tersebut. Temuan menunjukkan bahwa terdapat variasi respon dan kegiatan filantropi di ketiga majelis tersebut. Di tingkat kelompok (majelis), khususnya di Al Husna, terdapat potensi perluasan gerakan Islam yang dibuktikan dengan dukungan mereka terhadap propaganda dan filantropi Islam. Da�wah Squad dan Humaira menunjukkan respon berbeda dalam membatasi Islamisme dengan membuat kurikulum majelis sendiri, yang lebih inklusif, dan dengan menyelenggarakan filantropi mandiri dan kreatif yang menyasar penerima manfaat yang lebih luas. Namun, di tingkat individu, beberapa pengurus dan jemaah ketiga majelis itu menunjukkan potensinya untuk menyempitkan gerakan Islam dengan variasi yang berbeda. Penelitian ini berkontribusi dalam menghadirkan kemunculan aktor-aktor perempuan Muslim baru sebagai bagian dari gerakan kesalehan perempuan dalam konteks kemunculan Islamisme di Surakarta.

Surakarta is known as a city with a proliferation of Islamist groups which men dominate. Since the democratization in Indonesia took place, some of the Islamist actors have changed their strategy from violence to more peaceful methods and are present in majelis taklim (religious gathering mostly attended by women) as preachers and philanthropic agents. Their presence has significant impacts on the spread of Islamic ideas and philanthropic activities in the majelis. This thesis aims to examine two questions: first, how does the Islamist preachers influence the ideology and piety activities of the women's piety movement in Surakarta; and second, how these women, through their philanthropic activities, response to the Islamist movement. This thesis applies qualitative research methods with data collection through interviews with the administrators and congregations of three majelis taklim, namely: Al Husna, Humaira, and Da'wah Squad. These majelis were initiated by urban middle-class Muslim women who constitute new actors, and are distinct from the male actors who lead and comprise radical Islamist groups. Offline and online data are processed using the piety movement theory of Saba Mahmood to understand variations of women's subjectivity in the three majelis. The findings show that there are variations in responses and in philanthropic activities within the three majelis. At the group (majelis) level, especially at Al Husna, there is a potential for expansion of the Islamist movement which was proven by their support for Islamist propaganda and philanthropy. Da'wah Squad and Humaira show a different response in limiting Islamism by creating their own majelis curriculum, which is more inclusive, and by organizing independent and creative philanthropy that target wider beneficiaries. However, at the individual level, some administrators and congregations of the three majelis have shown their potential for narrowing the Islamist movement with different variations. This research contributes in presenting the emergence of new Muslim women�s actors as part of the women's piety movement within the context of emerging Islamism in Surakarta.

Kata Kunci : women�s piety movement, majelis taklim, subjectivity, response, Islamist movement

  1. S2-2019-449892-abstract.pdf  
  2. S2-2019-449892-bibliography.pdf  
  3. S2-2019-449892-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2019-449892-title.pdf