Laporkan Masalah

Hubungan antara Kecemasan Sosial dengan Identitas Diri pada Siswa dan Siswi Kelas 8 Korban Perundungan di Kota Yogyakarta

DISA YUNARA ANINDI, Dr. Ibrahim Rahmat, S.Kp., S.Pd., M.Kes. ; Purwanta, S.Kp., M.Kes. ; Intansari Nurjannah, S.Kp., MN.Sc., Ph.D

2021 | Skripsi | S1 ILMU KEPERAWATAN

Latar Belakang: Pada usia remaja tengah, hubungan pertemanan terjadi secara intens sehingga rentan terjadi perundungan. Perundungan paling rentan terjadi pada usia sekolah menengah pertama (SMP) terutama pada kelas 8. Sebanyak 69 kasus perundungan dilaporkan terjadi di Kota Yogyakarta pada tahun 2011 hingga 2016. Perundungan dapat menyebabkan terjadinya masalah kesehatan mental dan kecemasan sosial. Kecemasan sosial dapat mengganggu proses pembentukan identitas diri yang sangat penting bagi remaja. Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan antara kecemasan sosial dengan identitas diri siswa dan siswi kelas 8 korban perundungan di Kota Yogyakarta. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelatif dengan rancangan cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Januari hingga Juni 2021 di Kota Yogyakarta. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 155 responden. Instrumen yang digunakan adalah SAS-A (Social Anxiety Scale for Adolescent) dan Skala Identitas Diri. Analisis dilakukan dengan uji korelasi Pearson Product Moment. Hasil : Rata-rata skor kecemasan sosial pada korban perundungan adalah 78,9742 dengan SD = 12,101557 sedangkan rata-rata skor identitas diri (identity achivement, identity moratorium, identity foreclosure, dan identity diffusion) korban perundungan adalah 96,3097 dengan SD = 5,3641. Terdapat hubungan positif yang lemah antara kecemasan sosial dengan identitas diri pada siswa dan siswi kelas 8 korban perundungan di Kota Yogyakarta (p-value= 0,000; R= 0,393). Kesimpulan : Terdapat hubungan antara kecemasan sosial dengan identitas diri pada siswa dan siswi kelas 8 korban perundungan di Kota Yogyakarta.

Background: In middle adolescence, friendships occur intensely so that they are vulnerable to bullying. The most vulnerable bullying occurs at an age of junior high school (SMP), especially in eighth grade. A total of 69 cases of bullying were reported in Yogyakarta City from 2011 to 2016. Bullying can cause mental health problems and social anxiety. Social anxiety can interfere with the process of forming self-identity which is very important for adolescents. Research Objectives: To determine the relationship between social anxiety and self-identity of eighth grade students who are victims of bullying in the city of Yogyakarta. Methods: This research is a descriptive correlative research with a cross sectional design. The study was conducted from January to June 2021 in the Yogyakarta City. The sampling technique in this study used quota sampling and purposive sampling with a total sample of 155 respondents. The instruments used are SAS-A (Social Anxiety Scale for Adolescent) and Skala Identitas Diri. The analysis was carried out with the Pearson Product Moment correlation test. Results: The average score of social anxiety in victims of bullying was 78.9742 and SD = 12.101557 while the average score of self-identity (identity achievement, identity moratorium, identity foreclosure, and identity diffusion) victims of bullying was 96.3097 and SD = 5.3641. There is a weak positive relationship between social anxiety and self-identity in eighth grade students who are victims of bullying in the city of Yogyakarta (p-value = 0.000; R = 0.393). Conclusion: There is a relationship between social anxiety and self-identity in eighth grade students who are victims of bullying in the city of Yogyakarta.

Kata Kunci : Identitas Diri, Kecemasan Sosial, Perundungan, Remaja

  1. S1-2021-412235-abstract.pdf  
  2. S1-2021-412235-bibliography.pdf  
  3. S1-2021-412235-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2021-412235-title.pdf