Laporkan Masalah

Urban Co-living bagi Generasi Milenial di Jakarta dengan Pendekatan Flexibility of Space

ANCELMA WIDYA HASTUTI, Ardhya Nareswari, S.T., M. T., Ph.D.

2021 | Skripsi | S1 ARSITEKTUR

Infrastruktur dan fasilitas publik yang memadai di kawasan urban seperti Jakarta membuka lapangan pekerjaan yang cukup beragam. Generasi milenial yang saat ini sedang memasuki usia produktif mulai meninggalkan pekerjaan di bidang perkebunan dan pertanian karena ketertarikan mereka terhadap pekerjaan yang terlihat menjanjikan di pusat kota Jakarta. Kepadatan penduduk di Jakarta yang kian meningkat menyebabkan bertambahnya kebutuhan akan tempat tinggal. Hal tersebut menyebabkan harga lahan dan harga sewa hunian yang semakin sulit dijangkau, khususnya oleh generasi milenial kelas menengah ke bawah. Isu keterjangkauan hunian di Jakarta menjadi salah satu permasalahan urban yang hingga kini belum diselesaikan oleh solusi yang tepat. Saat ini belum ada kebijakan dari pemerintah yang mangatur harga dan ketersediaan properti sehingga dunia properti di Indonesia, terutama DKI Jakarta, didominasi oleh pihak pengembang swasta. Hal itu menyebabkan terjadinya peningkatan harga hunian yang tidak diimbangi dengan peningkatan penghasilan penduduk. Dengan begitu, generasi milenial di Jakarta saat ini terancam tidak dapat memiliki hunian yang layak, khususnya bagi generasi milenial kelas menengah ke bawah. Perencanaan dan perancangan Urban Co-living merupakan salah satu solusi yang dapat menjawab permasalahan di atas. Hunian vertikal berbasis sewa dan komunitas dapat membantu penghuni dalam aspek ekonomi dan sosial. Melalui pendekatan flexibility of space, perancangan akan memaksimalkan dalam efektivitas waktu, biaya, dan ruang sehingga nantinya dapat membantu meringankan biaya hunian yang diajukan kepada penghuni. Selain itu, konsep perancangan yang akan digunakan juga menyesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan generasi milenial di Jakarta.

Adequate infrastructure and public facilities in urban areas such as Jakarta provide quite a variety of job opportunities. Millennials who are currently entering their productive age have started leaving jobs in the plantation and agriculture sectors because of their interest in jobs that look promising in downtown Jakarta. The increasing population density in Jakarta has led to an increase in the need for housing. This causes land prices and residential rental prices to become increasingly difficult to reach, especially for the lower middle class millennial generation. The issue of affordability of housing in Jakarta is one of the urban problems that has not been resolved by the right solution. Currently there is no policy from the government regulating the price and availability of property so that the property world in Indonesia, especially DKI Jakarta, is dominated by private developers. This has resulted in an increase in housing prices which is not matched by an increase in population income. That way, the millennial generation in Jakarta is currently threatened with not having proper housing, especially for the lower middle class millennial generation. Planning and designing Urban Co-living is one solution that can answer the problems above. Rental and community-based vertical housing can help residents in economic and social aspects. Through the flexibility of space approach, the design will maximize the effectiveness of time, cost and space so that later it can help reduce the cost of occupancy proposed to residents. In addition, the design concept that will be used also adapts to the characteristics and needs of the millennial generation in Jakarta.

Kata Kunci : Urban Co-living, Flexibility of Space, Metabolism Architecture

  1. S1-2021-413436-abstract.pdf  
  2. S1-2021-413436-bibliography.pdf  
  3. S1-2021-413436-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2021-413436-title.pdf