Laporkan Masalah

Pusat Rehabilitasi Sosial Pelaku Kenakalan Remaja di Yogyakarta dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku

AZIZAH RIGMA ARUM PAWESTRI, Dr. Dyah Titisari Widyastuti, S. T., MUDD.

2020 | Skripsi | S1 ARSITEKTUR

Fenomena kenalakan remaja cukup banyak terjadi di Indonesia terutama di Yogyakarta. Jumlah remaja di Yogyakarta dapat terbilang cukup banyak, dilihat dari status yang disandangnya yaitu sebagai Kota Pelajar. Kasus yang berawal dari kenakalan remaja ini lama kelamaan dapat tumbuh menjadi kasus kriminal yang tentunya akan merugikan orang lain dan remaja itu sendiri. Remaja pelaku kenakalan dapat berubah menjadi kriminal dimana nantinya dia harus mengalami hukuman penjara. Dengan ini, remaja akan kehilangan fungsi sosialnya ditengah masyarakat. Remaja-remaja ini tidak bisa hidup sebagaimana teman-teman sebayanya karena mereka memiliki karakteristik yang berbeda dengan remaja pada umumnya. Oleh sebab itu dibuatlah Pusat Rehabilitasi Sosial Pelaku Kenakalan Remaja yang dalam pelaksanaannya menyesuaikan dengan karakter remaja nakal sehingga remaja tersebut bisa melakukan fungsi sosialnya kembali. Melalui pendekatan arsitektur perilaku, fasilitas Pusat Rehabilitasi Sosial Pelaku Kenakalan Remaja ini dapat dirancang sesuai dengan perilaku penggunanya yaitu dengan menyesuaikan karakter pelaku kenakalan remaja.

There are many cases of juvenile delinquency in Indonesia, especially in Yogyakarta. The number of teenagers in Yogyakarta can be considered quite a lot, seen from the status that carried by Yogyakarta "Kota Pelajar". Juvenile delinquency can eventually grow into a criminal case which will certainly harm other people and the teenagers themselves. Juvenile offenders can turn into criminals and they will have to experience the prison sentence. With this, adolescents will lose their social function in society. These adolescents cannot live like their peers because they have different characteristics from adolescents in general. Therefore, a Social Rehabilitation Center for Juvenile Delinquents is needed so that these adolescents can carry out their social functions again. This facility must be in accordance with the characteristics of adolescents to be able to function optimally. Through a behavioral architectural approach, this facility for social rehabilitation of juvenile delinquents can be designed according to the user's behavior, by adjusting the character of juvenile delinquents.

Kata Kunci : Kenakalan Remaja, Pusat Rehabilitasi Sosial, Arsitektur Perilaku

  1. S1-2021-413437-abstract.pdf  
  2. S1-2021-413437-bibliography.pdf  
  3. S1-2021-413437-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2021-413437-title.pdf