PENGARUH PENGGUNAAN WOUND DRESSING KEPOMPONG ULAT SUTERA (Bombyx mori) TERHADAP ANGIOGENESIS DAN PENYEMBUHAN LUKA DENGAN PENGAMATAN KLINIS TERHADAP LUKA PASCA INSISI KULIT (Penelitian In Vivo Pada Tikus Wistar dan Pengamatan klinis luka dengan penilaian skala Southampton)

ERDANANDA HS, Drg. Cahya Yustisia Hasan, Sp.BM(K)

2021 | Tesis-Spesialis | BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL

Angiogenesis (neovascularization) adalah proses pembentukan pembuluh darah baru yang berasal dari kapiler-kapiler yang muncul dari pembuluh darah kecil. Dressing kepompong ulat sutera terdiri dari fibroin dan sericin yang merupakan sejenis protein polimer yang di ekstraksi dari kepompong ulat sutera. fibroin dan sericin dapat mendukung pertumbuhan sel epitel, fibroblas, keratinosit, osteoblas, FGF dan sel endotel dan memfasilitasi proses migrasi dan adesi fibroblas L929 dan keratinosit sehingga dapat memicu pembuluh darah baru dan mempercepat pertumbuhan luka. Dua puluh delapan tikus wistar jantan terbagi 4 kelompok berdasarkan perlakuan dan waktu pengamatan. Tikus mendapatkan perlakuan insisi sepanjang 3 cm dan penjahitan pada punggung. Luka ditutup dengan bahan dressing kepompong sebagai kelompok perlakuan dan dressing kasa sebagai kelompok kontrol. Pengamatan klinis penyembuhan luka pada hari ke-1, ke-3, ke-5 dan ke-7 dan pengamatan jumlah fibroblast pada hari ke-7 dan hari ke-14. Hasil uji freedman menunjukan dressing kepompong tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penyembuhan luka yang diamati dengan skala Southampton (p=1.000). Uji uji Two Way Anova menunjukan jumlah angiogenesis pada dressing kepompong signifikan lebih banyak dibandingkan dressing kasa (p=0,038). Kesimpulan : dressing kepompong ulat sutera tidak berpengaruh signifikan pada penyembuhan luka yang diamati dengan skala Southampton dan meningkatkan jumlah angiogenesis pada penyembuhan luka insisi kulit.

Angiogenesis (neovascularization) is a process of new blood vessel formation, originated from capillaries. Caterpillar's cocoon dressing consist of fibroin and sericin , which are types of polymer proteins, extracted from the cocoon itself. Fibroin and sericitin are able to support the growth of epithelial cells, fibroblasts, keratinocytes,osteoblasts, FGF, and endothelial cells. They also facilitate the migration and adhesion process of fibroblasts L929 and keratinocytes , to trigger the formation of new blood vessels and speed up the wound healing. Twenty eight male wistar rats were divided into four groups based on the type of treatment and time of observation. The rat got 3cm incision and sutured on the back. The wound was covered with the cocoon dressing in the treatment group and covered with gauze in control group. The clinical observation of wound healing was taken at day 1 , day 3 , day 5, day 7, while the observation of fibroblasts formation was on day 7 and day 14. Freedman's test was taken and showed that the application of caterpillar's cocoon dressing was not significantly affected the wound healing process, which observed with Southampton scale (p value = 1.000). Two way Anova test showed that the amount of angiogenesis in the treatment group was significantly more than the control group (p value = 0.38). Conclusion: The caterpillar's cocoon dressing was not significantly affected the wound healing process; observed with Southampton scale, and increased the angiogenesis formation in skin incision's wound healing.

Kata Kunci : penyembuhan luka, angiogenesis, kepompong ulat sutera.