Pemenuhan Kesejahteraan Perempuan Pasca Pernikahan Dini di Desa Wonojoyo, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri
ASHLIHUL HAYATI M S, Dra. Agnes Sunartiningsih, M.S.
2021 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAANPenelitian ini bertujuan untuk mendiskusikan bagaimana pemenuhan kesejahteraan perempuan pasca pernikahan dini di Desa Wonojoyo, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri. Seringkali perempuan menjadi pihak yang termarginalisasi dari berbagai pihak sebagai dampak konstruksi sosial dan budaya masyarakat. Dalam melakukan penelitian, kajian teori yang digunakan teori gender. Gender merupakan sifat yang melekat pada perempuan dan laki-laki yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural sehingga menjadi sebuah peran. Peran merupakan sistem nilai dan norma yang mengatur cara bertindak bagi anggota dalam kategori sosial. Pembagian peran ini telah terlalui begitu saja dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, hingga lingkungan masyarakat. Dari proses inilah laki-laki erat kaitannya dengan pihak mendominasi seperti kehormatan sedangkan perempuan erat kaitannya dengan pihak yang terdominasi seperti kepatuhan. Penelitian ini juga menggunakan konsep hierarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow, yaitu kebutuhan fisiologi, 2) kebutuhan rasa aman, 3) kebutuhan sosial, 4) kebutuhan penghargaan, 5) kebutuhan aktualisasi diri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif-deskriptif analitis. Penentuan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling. Subjek penelitian ini adalah empat informan anak perempuan yang menikah di usia sebelum 18 tahun. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pernikahan dini di Desa Wonojoyo tidak bisa dilepaskan dari kontruksi yang dibentuk oleh masyarakat. Anak perempuan memutuskan menikah dini karena dorongan dari orang tua dengan harapan anaknya mendapatkan kondisi ekonomi yang lebih mapan setelah menikah. Namun pada realitanya pernikahan dini justru secara tidak disadari membuat anak perempuan pada kondisi yang lebih sulit dan tidak terpenuhinya kebutuhan yang meliputi kebutuhan fisiologi, 2) kebutuhan rasa aman, 3) kebutuhan sosial, 4) kebutuhan penghargaan, 5) kebutuhan aktualisasi diri. Dengan demikian, perempuan yang menikah dini berdasarkan analisis konsep Maslow belum terpenuhi kesejahteraannya.
ABSTRACT This research purposed to discuss how the fulfillment of women's well-being after early marriage in Wonojoyo Village, Gurah District, Kediri Regency. Oftentimes women are marginalized from various parties as a result of the social and cultural construction of society. In conducting the research, the theoretical study used gender theory. Gender is an inherent trait of women and men who are socially and culturally constructed, so that be a role. The role is a system of values and norms that modulate how to act for members in social categories. The division of the role was offhanded from the family, school, and social environment. That is why men are closely related to the dominator as dignity, while women being dominated as obedience. The research also uses the hierarchy concept of human basics necessities according to Maslow. That is (1) physiological necessities, (2) safety necessities, (3) social necessities, (4) esteem necessities, (5) self-actualization necessities. The method used in this research is qualitative-descriptive analysis. Informants are determined by the purposive sampling technique. The subject of this research is four informants who married before 18 years of age. Data collection techniques using observation, interviews, and documentation. The research results show that early marriage in Desa Wonojoyo cannot be separated from society's social and cultural construction. Women decide to early marriage because of parent's encouragement in order to get a more stable economic condition after marriage. But in reality, early marriage unconsciously puts women in more difficult conditions and unfulfilled necessities such as (1) physiological necessities, (2) safety necessities, (3) social necessities, (4) esteem necessities, (5) self-actualization necessities. Therefore the well-being of women who early married based on Maslow���¢�¯�¿�½�¯�¿�½s concept analysis was unfulfilled.
Kata Kunci : Kata kunci: Pernikahan Dini, Perempuan, Peran Gender, Kesejahteraan/Keywords: Early Marriage, Woman, Roles of Gender, Well Being