Laporkan Masalah

Refleksi Keberagaman: Interaksi Sosial Pemuda Hijrah di Yogyakarta

OVA ARIHA RUSYDIANA, Dr. Mohamad Yusuf, M.A.

2021 | Tesis | MAGISTER ANTROPOLOGI

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk Muslim terbanyak di dunia. Gerekan-gerakan Islam turut mewarnai sejarah panjang perjalanan Indonesia dari masa ke masa. Pada tahun 2015, muncul gerakan hijrah yang menjadi fenomena baru dalam gerakan keagamaan. Gerakan hijrah yang sangat masif berkegiatan di jejaring media sosial ini didominasi oleh kelompok pemuda yang sedang mengalami krisis identitas dan menghadapi berbagai permasalahan hidup. Pemuda-pemuda ini kemudian memilih untuk berhijrah meninggalkan kehidupan masa lalunya menuju jalan hidup yang Islami. Di tengah masyarakat yang heterogen, perkembangan gerakan hijrah dapat dilihat dari eksistensi komunitas-komunitas hijrah yang terus berkembang setiap harinya. Yogyakarta sebagai salah satu daerah dengan kemajemukan penduduk yang sangat tinggi juga tidak luput dari tumbuh suburnya komunitas-komunitas hijrah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengalaman hijrah dan pola interaksi sosial para pemuda hijrah di Yogyakarta serta kaitannya sebagai refleksi keberagaman. Penelitian ini menggunakan metode penelitian etnografi dengan pendekatan teori intergroup attitude dari Robert D. Putnam. Penelitian dilakukan dengan melakukan observasi terhadap komunitas hijrah dan wawancara dengan para pemuda hijrah yang ada di Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan pengalaman hijrah para pemuda ini dimulai dengan keadaan yang membuat mereka ingin mendekatkan diri kepada Tuhan dan mempelajari ilmu agama. Perubahan diri setelah berhijrah tidak hanya dari segi penampilan, tetapi lebih kepada cara pandang terhadap hidup yang lebih menjadikan akhirat sebagai prioritas. Perubahan lainnya adalah pada pola interaksi sosial mereka yang kemudian memberi batasan dalam berhubungan dengan kelompok lain. Di tengah keberagaman masyarakat, komunitas-komunitas hijrah ini menjukkan eksklusivitas dalam kelompok. Mereka cenderung menarik diri dan tidak melakukan interaksi dengan kelompok-kelompok lain. Dengan tidak adanya ruang interaksi kemudian lahirlah stigma dan prasangka antara satu sama lain, sehingga toleransi yang dibutuhkan dalam interaksi sosial di lingkungan yang beragam menjadi semakin sulit untuk diwujudkan.

Having the largest Muslim population in the world, Islamic movements has foreshadowed Indonesian from time to time. In 2015, the hijrah movement emerged which became a new phenomenon in the religious movement. The massive hijrah movement that mostly active on social media networks is dominated by youth groups who are experiencing an identity crisis and facing various life problems. These youths then chose to emigrate leaving their past lives toward a more Islamic life. In the midst of a heterogeneous society, the development of the hijrah movement can be seen from the existence of the hijrah communities which continuously growing every day. Yogyakarta as one of the areas with a very high plural population cannot escape from the thriving of hijrah communities. The purpose of this study is to analyze the hijrah experience and the social interaction patterns of the hijrah youth in Yogyakarta and its relation as a reflection of diversity. This study uses an ethnographic research method with an intergroup attitude theory approach from Robert D. Putnam. The research was conducted by observing the hijrah community and interviewing the hijrah youth in Yogyakarta. The results of the study show that the hijrah experience of these youngsters begins with a situation that makes them want to get closer to God and study religious knowledge. The self-transformation after hijrah is not only in terms of appearance, but rather the paradigm on life that prioritize the life in hereafter. Another change is in their pattern of social interaction which then limits their relationship with other groups. In the midst of diverse society, these hijrah communities show exclusivity in the groups. They tend to withdraw and do not interact with other groups. In the absence of interaction space, stigma and prejudice emerge between each other that leads to the difficulty in creating and maintaining the tolerance needed in diverse society.

Kata Kunci : Hijrah, Interaksi Sosial, Keberagaman

  1. S2-2021-449314-abstract.pdf  
  2. S2-2021-449314-bibliography.pdf  
  3. S2-2021-449314-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2021-449314-title.pdf