Analisis Kinerja Rantai Pasok Jamur Tiram (Pleurotus sp.) di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

FATIH RAHMAH NURLITA, Adi Djoko Guritno, Ph.D; Dr. Atris Suyantohadi, S.TP., M.T

2021 | Skripsi | S1 TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur yang saat ini paling banyak dikonsumsi masyarakat, sebagai produk pertanian, jamur tiram mudah mengalami kerusakan sehingga harus segera dijual setelah panen agar tidak terjadi penurunan kualitas. Akan tetapi, kurangnya integrasi antartier rantai pasok menjadikan petani terkadang sulit memasarkan produk sehingga kualitas menurun saat sampai ke konsumen. Dari permasalahan ini kemudian dilakukan penelitian mengenai kinerja rantai pasok jamur tiram dengan tujuan (1) mengidentifikasi aliran rantai pasok jamur tiram di Kabupaten Sleman, (2) menganalisis tingkat kinerja rantai pasok jamur tiram di Kab. Sleman berdasarkan aspek kehandalan, ketanggapan, ketangkasan, biaya, dan aset, serta (3) memberikan rekomendasi mengenai strategi pengembangan terhadap kinerja yang kurang baik sebagai solusi untuk meningkatkan integrasi dan kerjasama rantai pasok. SCOR digunakan sebagai metode penentuan indikator kinerja, AHP digunakan untuk pembobotan setiap metrik kinerja, dan Snorm de Boer digunakan sebagai metode normalisasi untuk mendapatkan tingkat kinerja. Terdapat 3 aliran rantai pasok jamur tiram di Kab. Sleman yaitu (1) petani - pengepul, (2) petani - pengecer, (3) petani - pengepul - pengecer. Berdasarkan AHP, tier petani lebih mementingkan sisi internal dan atribut cost dengan tingkat kinerja sebesar 88.8%, tier pengepul lebih mementingkan sisi customer dan atribut reliability dengan tingkat kinerja sebesar 81.9%, dan tier pengecer lebih mementingkan sisi customer dan atribut reliability dengan tingkat kinerja sebesar 79.3%. Strategi pengembangan kinerja diberikan berdasarkan bobot terendah, untuk tier petani strategi yang diberikan adalah petani melakukan kontrak jangka panjang dengan pengepul; melakukan pencatatan jumlah permintaan yang berfungsi sebagai data historis, dan meningkatkan peran pemerintah daerah dalam pemasaran jamur tiram. Strategi pengembangan kinerja untuk tier pengepul dan pengecer adalah pengepul dan pengecer melakukan kontrak dengan beberapa petani dengan jumlah yang disepakati serta melakukan pencatatan permintaan jamur tiram setiap hari sebagai data untuk diberikan kepada petani agar dapat dijadikan dasar dan pertimbangan untuk penanaman jamur tiram di bulan selanjutnya.

Oyster mushroom is one of the most widely consumed types of mushrooms, as an agricultural product, oyster mushrooms are easily damaged, so they must be sold immediately after harvest to avoid quality degradation. However, the lack of integration between tiers of the supply chain makes it difficult for farmers to market their products so the quality decreases when they reach consumers. From this problem, researcher did the research about supply chain performance of oyster mushroom with the aim (1) identifying the flow of the oyster mushroom supply chain in Sleman Regency, (2) analyzing the level of the oyster mushroom supply chain performance such as reliability, responsiveness, agility, cost, and asset, (3) providing recommendations regarding development strategies for the worst performance as solutions to improve integration and cooperation of the supply chain. SCOR is used as a performance indicator method, AHP used to measure weighting for each performance, and Snorm de Boer as a normalization method to get the level of performance. There are 3 streams of oyster mushroom supply chain in Sleman, (1) farmers - colectors, (2) farmers - retailers, and (3) farmers - collectors - retailers. Based on the AHP, the farmer tier is more concerned with the internal side and cost attributes, with a performance level of 88.9%, the collector tier is more concerned with the customer side and reliability attributes with a performance level of 81.9%, the retailer tier is more emphasize the customer side and attribute reliability with a performance level of 79.3%. The performance development strategy that can be assigned based on the lowest weight for the farmer tier is the farmer conduct long-term contracts with collectors; recording the number of requests that will serve as historical data, and increasing the role of local governments in marketing of oyster mushrooms. The performance development strategy for the collectors and retailers tier is taken contract with several farmers and recording oyster mushroom demand every day as data to be given to farmers so that it can be used as a basis and consideration for oyster mushroom planting in the following month.

Kata Kunci : jamur tiram, kinerja rantai pasok, SCOR