Strategi Transformasi Menuju Desa Mandiri (Kasus Desa Mulyodadi, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul)
FIRMAN JAYA SARUMAHA, Ratna Eka Suminar S.T., M.Sc.
2021 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTADesa memiliki peran yang penting dalam pembangunan nasional, sehingga pembangunan desa menjadi salah satu fokus pemerintah seperti yang tertera pada program Nawacita RPJMN 2015-2019 yakni membangun asa dari pinggir. Hingga tahun 2015, masih banyak desa di Indonesia yang berstatus sebagai desa tertinggal dan hanya beberapa yang telah menjadi desa mandiri. Oleh karena itu pemerintah, semakin giat membuat program-program untuk meningkatkan jumlah desa mandiri di Indonesia. Berangkat dari hal tersebut penulis membuat penelitian melalui salah kasus best practice pembangunan desa di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan strategi menuju desa mandiri dan bagaimana proses transformasi yang terjadi melalui studi kasus di sebuah desa. Dalam penelitian ini penulis memilih Desa Mulyodadi,Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul sebagai lokasi penelitian karena Desa Mulyodadi merupakan salah satu desa dengan peningkatan Indeks Desa Membangun yang paling progresif, di Provinsi DIY. Desa Mulyodadi berhasil menjadi desa mandiri hanya dalam waktu dua tahun dari tahapan desa berkembang. Penelitian ini menggunakan metode induktif-kualitatif yang menggunakan data primer wawancara dari persepsi pemangku kepentingan pembangunan desa. Data diolah melalui penyusunan unit informasi, kategorisasi tema, dan konseptualisasi. Untuk mempermudah pengolahan data, penulis juga menggunakan instrumen Nvivo untuk menyusun unit informasi. Dari penelitian ini ditemukan bahwa, strategi yang diterapkan oleh Desa Mulyodadi untuk dapat bertransformasi menjadi desa mandiri yakni melakukan pembangunan desa yang kolaboratif, pembangunan secara ekstensif, pembangunan berbasis pendanaan kreatif, dan percepatan pembangunan melalui transformasi pemerintahan. Konsep-konsep tersebut saling berkaitan dalam mendeskripsikan fenomena transformasi Desa Mulyodadi menjadi desa mandiri.
Villages plays an important role in national development, thus village development is one of the government's priorities as stated in the 2015-2019 RPJMN Nawacita program, namely building hope from the margins. In 2015, many villages in Indonesia still have underdeveloped status and only few acquire the status of 'independent' villages. Hence, the government has been activlely launching programs to increase the number of independent villages. Departing from this, the author conducted this research using the case of one of the best practices cases of village development in Indonesia. This research aims to describe strategies and the transformation process towards an 'independent' village. This study selected Mulyodadi Village, Bambanglipuro District, Bantul Regency because Mulyodadi Village was one amongst villages that have the most progressive improvement based on the Village Development Index, in Yogyakarta Province. Mulyodadi Village acquired the status of an 'independent' village in just two years from the 'developing' village status. This study employs an inductive-qualitative method using primary interview regarding stakeholders perceptions of village development. Data analysis includes the arrangement of information units, categorization into themes, and conceptualization. To facilitate data processing, the author uses Nvivo to compile units of information. This research found that the strategies for transforming into an 'independent' village include collaborative village development, extensive development, creative funding, and development acceleration through government transformation. These concepts are interrelated in describing the transformation of Mulyodadi Village into an 'independent' village.
Kata Kunci : Desa Mulyodadi, Strategi, Transformasi, Progresif/Melejit, Nvivo