PENGEMBANGAN MODEL SIMULASI PENGARUH HARGA JUAL SAMPAH DAN JARAK PENGANTARANNYA TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT KOTA YOGYAKARTA DALAM MEMBUANG SAMPAH RUMAH TANGGA DENGAN AGENT BASED MODELING
GERALDO TJOENADI, Anna Maria Sri Asih, S.T., M.M., M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN.Eng.
2021 | Skripsi | S1 TEKNIK INDUSTRIProgram bank sampah di Kota Yogyakarta merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah daerah setempat untuk menekan jumlah sampah rumah tangga di Kota Yogyakarta. Namun menurut data Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, angka serapan sampah rumah tangga di bank sampah masih sangat rendah yaitu hanya 5,4% dari seluruh sampah yang dihasilkan rumah tangga. Masyarakat diharapkan mengadopsi layanan bank sampah untuk meningkatkan serapan jumlah sampah yang dapat diolah. Dengan memperhatikan peran masing-masing agen, pemodelan ini dilakukan dengan pendekatan Agent Based Modeling dengan mempertimbangan faktor benefit-cost, waktu dan level ekonomi sebagai faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku masyarakat dalam membuang dan mengolah serta faktor harga dan jarak yang mempengaruhi masyarakat dalam memilih bank sampah dan pengepul tempat menjual sampahnya. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor pengaruh dari harga jual dan jarak pengantaran sampahnya memiliki peranan besar dalam meningkatkan jumlah sampah yang masuk ke bank sampah di Kota Yogyakarta dan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan behavior masyarakat menjadi menjual setelah memilah sampah rumah tangga. Dalam model ini dilakukan 4 skenario yaitu subsidi/ peningkatan harga jual sampah, penurunan biaya retibusi, peningkatan biaya retribusi dan publikasi / edukasi tentang pemilahan sampah. Penggunaan skenario layanan antar jemput bank sampah dan subsidi/ peningkatan harga jual sampah mampu meningkatkan jumlah sampah yang masuk ke bank sampah.
The waste bank program in Yogyakarta City is one of the efforts made by the local government to reduce the amount of household waste in Yogyakarta City. However, according to data from the Yogyakarta City Environment Agency, the absorption rate of household in waste bank is still very low, which is only 5.4% of all household waste. The community is expected to adopt waste bank services to increase the absorption of the amount of waste that can be processed. By paying attention to the role of each agent, this modeling is carried out using an Agent Based Modeling approach by considering the benefit-cost factor, time and economic level as factors that influence changes in people's behavior in disposing and processing as well as price and distance factors that influence people in choosing a waste bank and waste collectors where they sell their trash. The results of the analysis show that the influence factor of the selling price and the distance of waste delivery has a major role in increasing the amount of waste that enters the waste bank in the city of Yogyakarta and is one of the factors that influence changes in people's behavior to sell after sorting household waste. In this model, 4 scenarios are carried out, namely subsidies/increase in the selling price of waste, decrease in retribution costs, increase in retribution costs and publication/education on waste sorting. The use of the waste bank pick-up service scenario and subsidies/increase
Kata Kunci : Sampah rumah tangga, Agent Bases Modeling, Harga Jual Sampah, Bank Sampah.