Laporkan Masalah

Pembuatan Alamat yang Memiliki Kode Lokasi (Geocoded Address) untuk Wilayah Perkotaan

VINCENT TANDY, Heri Sutanta, ST., M.Sc., Ph.D

2021 | Skripsi | S1 TEKNIK GEODESI

Banyaknya daerah perkotaan yang bermunculan sebagai pusat penunjang perekonomian membuat pertambahan bangunan semakin pesat. Hal ini juga mengakibatkan pertumbuhan objek alamat secara jumlah dan kompleksitas. Terlebih belum ada standar pengalamatan untuk mengatur model pengalamatan yang diterapkan untuk wilayah perkotaan di Indonesia sehingga pemberian alamat masih sangat beragam dengan model yang majemuk. Kondisi pengalamatan yang demikian menyebabkan perlunya dilakukan standardisasi alamat dengan mengacu kepada Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI0) tentang Pengalamatan di Wilayah Perkotaan dan di Perdesaan dan melakukan geocoding agar alamat dapat merujuk kepada koordinat di permukaan bumi. Penelitian ini berlokasi di Kelurahan Purwodinatan, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah yang merupakan wilayah perkotaan. Data referensi berupa peta pajak bumi dan bangunan Kota Semarang dan data alamat diperoleh dari Dinas Penataan Ruang Kota Semarang tahun 2019 dan dilakukan validasi dengan survei alamat secara langsung. Kegiatan penelitian yang dilaksanakan adalah survei dan validasi data alamat, pengidentifikasian karakteristik alamat di Kelurahan Purwodinatan, standardisasi alamat, pembuatan address locator dan proses geocoding, pembuatan WebGIS Geocoded Address untuk Kelurahan Purwodinatan, dan pengujian penggunaan terhadap WebGIS yang telah dibuat. Hasil dari kegiatan penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa karakteristik pengalamatan pada Kelurahan Purwodinatan yang dapat diklasifikasikan menjadi alamat yang sama pada lebih dari satu bidang, penamaan jalan yang berbeda pada jalan yang sama, alamat yang menggunakan sub-nomor, dan pengalamatan yang tidak berurutan. Hasil geocoding pada alamat sebelum proses standardisasi menghasilkan hasil kecocokan sebanyak 1084 (61%) data, alamat yang sama sebanyak 564 (32%) data, dan ketidakcocokan sebanyak 141 (8%) data. Sementara alamat sesudah standardisasi menghasilkan hasil kecocokan sebanyak 1656 (94%) data, alamat yang sama sebanyak 112 (6%) data, dan tidak menghasilkan kondisi ketidakcocokan antar data. Hasil kegiatan penelitian ini berupa sebuah WebGIS Geocoded Address Kelurahan Purwodinatan yang memiliki usabilitas dan kompatibilitas yang baik.

The number of urban areas in Indonesia that have sprung up as centers of economic support has made the number of buildings grow more rapidly. This has also resulted in the growth of address objects in terms of number and complexity. Moreover, there is no addressing standard to regulate the addressing model applied to urban areas in Indonesia, so that the assignment of addresses is still very diverse with multiple models. With such addressing conditions, it is necessary to standardize addresses by referring to the Indonesian National Standard Draft (RSNI0) concerning Addressing in Urban and Rural Areas and performing geocoding so that addresses can refer to coordinates on the earth's surface. The research area is located in Purwodinatan urban village, Central Semarang district, Semarang city, Central Java province, which is an urban area. The reference data is in the form of a land and property tax map of Semarang city. The address data were obtained from the Semarang City Spatial Planning Office in 2019 and validated by a direct address survey. The research activities carried out were surveying and validating address data, identifying address characteristics in Purwodinatan urban city, standardizing addresses, making address locators and geocoding processes, producing Geocoded Addresses WebGIS for Purwodinatan Urban Village, and testing the usability of the created WebGIS. This research activity indicates that there is no similarity between each address, which can be proved by the existence of irregularities in address objects at the research site. The results of geocoding on addresses before the standardization process resulted in matched results of 1084 (61%) data, 564 (32%) tied results, and 141 (8%) unmatched results. While addresses after standardization resulted in matched results of 1656 (94%) data, 112 (6%) tied results and did not produce any unmatched results. The final product of this research activity is in the form of a WebGIS Geocoded Address Purwodinatan Village, which has good usability and compatibility.

Kata Kunci : geocoding, standardisasi alamat, wilayah perkotaan, WebGIS

  1. S1-2021-415152-abstract.pdf  
  2. S1-2021-415152-bibliography.pdf  
  3. S1-2021-415152-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2021-415152-title.pdf