Laporkan Masalah

Pemetaan Transaksi Jual Beli Tanah Tahun 2015, 2017, dan 2019 di Kabupaten Sleman

ROSSA PURNAMA DEWI, Ir. Djurdjani, MSP., M.Eng., Ph.D., IPM

2021 | Skripsi | S1 TEKNIK GEODESI

Kabupaten Sleman merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi DIY dengan jumlah penduduk 1,18 juta jiwa dan kepadatan penduduk 2.054 per km2 berdasarkan data BPS Kabupaten Sleman . Pesatnya pertumbuhan penduduk di Kabupaten Sleman, mempengaruhi kebutuhan masyarakat akan tanah. Kebutuhan masyarakat terhadap pemanfaatan tanah tersebut dapat mempengaruhi jumlah permintaan tanah yang semakin meningkat sehingga dapat mengakibatkan peningkatan transaksi jual beli tanah pada daerah tersebut. Skripsi ini bertujuan untuk mengidentifikasi transaksi jual beli tanah, hubungan antara jumlah transaksi dengan pola Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sleman dan perbandingan jumlah transaksi di tiap kecamatan Kabupaten Sleman yang disajikan dalam bentuk peta tematik distribusi transaksi jual beli tanah. Peta distribusi transaksi jual beli tanah dapat digunakan untuk mempermudah dalam memperoleh informasi terkait distribusi transaksi jual beli tanah yang terjadi di tiap kecamatan Kabupaten Sleman dan dapat digunakan sebagai pertimbangan terkait perencanaan wilayah. Pemetaan distribusi transaksi jual beli tanah di Kabupaten Sleman menggunakan data transaksi pada tahun 2015, 2017, dan 2019. Data diperoleh dari laporan PPAT tiap bulan kepada Kantor BPN Kabupaten Sleman. Pengolahan data transaksi dan penyajian peta menggunakan software microsoft excell dan Arcgis. Dilakukan pembuatan interval kelas untuk pengklasifikasian data yang akan divisualisasikan. Hasil pengolahan data kemudian disajikan dalam bentuk peta dan grafik. Analisis dilakukan dengan analisis data kuantitatif menggunakan metode analisis deskriptif. Kabupaten Sleman memiliki 17 kecamatan. Kecamatan yang memiliki jumlah transaksi terbanyak berada di Kecamatan Ngaglik dan transaksi dengan jumlah sedikit berada di Kecamatan Cangkringan. Hasil grafik menunjukkan pada luas tanah dengan kelas interval 0 - 201 m2 paling banyak diminati, sedangkan luas tanah pada interval kelas 801 - 1000 m2 memiliki jumlah transaksi paling sedikit. Total jumlah transaksi yang terjadi di Kabupaten Sleman pada tahun 2015, 2017, dan 2019 berjumlah 9763 transaksi. Hasil pengolahan data transaksi dan dilihat dari peta distribusi transaksi dapat diketahui bahwa pada tahun 2015, 2017, dan 2019 transaksi jual beli tanah mengalami kenaikan jumlah transaksi.

Sleman Regency is one of the districts in Yogyakarta Province with a population of 1.18 million people and a population density of 2,054 per km2 based on data from BPS Sleman Regency. The rapid population growth in Sleman Regency affects the community's need for land. The community's need for land use can affect the amount of land demand which is increasing so that it can result in an increase in land sale and purchase transactions in the area. This thesis aims to identify land sale and purchase transactions, the relationship between the number of transactions with the Spatial Plan of Sleman Regency, and the comparison of the number of transactions in each district of Sleman Regency which is presented in the form of a thematic map of the distribution of land sale and purchase transactions. The distribution map of land sale and purchase transactions can be used to make it easier to obtain information related to the distribution of land sale and purchase transactions that occur in each sub-district of Sleman Regency and can be used as a consideration related to regional planning. The mapping of the distribution of land sale and purchase transactions in Sleman Regency uses transaction data in 2015, 2017, and 2019. The data is obtained from monthly PPAT reports to the Sleman Regency BPN Office. Transaction data processing and map presentation using Microsoft Excel and Arcgis software. Class intervals were made to classify the data to be visualized. The results of data processing are then presented in the form of maps and graphics. The analysis was carried out by analyzing quantitative data using the descriptive analysis method. Sleman Regency has 17 districts. The sub-district that has the highest number of transactions is in Ngaglik District and the fewest transactions are in Cangkringan District. The result of the graph shows that the land area with interval class 0 - 201 m2 is the most popular, while the land area in the class interval 801 - 1000 m2 has the least number of transactions. The total number of transactions that occurred in the Sleman Regency in 2015, 2017, and 2019 amounted to 9763 transactions. The results of transaction data processing and seen from the transaction distribution map can be seen that in 2015, 2017, and 2019 land sale and purchase transactions experienced an increase in the number of transactions.

Kata Kunci : Kabupaten Sleman, Distribusi, Peta, Grafik, Transaksi, Luas Tanah

  1. S1-2021-395042-abstract.pdf  
  2. S1-2021-395042-bibliography.pdf  
  3. S1-2021-395042-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2021-395042-title.pdf