Pengaruh Penggunaan Cooling Vest pada Alat Pelindung Diri Tenaga Medis Terhadap Penurunan Heat Strain

DHIA ATIKA ANGGRAINI, Dr. Eng. Ir. Titis Wijayanto, S.T., M.Des., IPM

2021 | Skripsi | S1 TEKNIK INDUSTRI

Penggunaan alat pelindung diri (APD) level III berpotensi menimbulkan ketidaknyamanan dan risiko heat strain. Penyebabnya adalah APD level III menghalangi evaporasi keringat untuk pelepasan panas tubuh ke lingkungan. Penggunaan cooling vest berbahan PCM telah menunjukkan adanya penurunan heat strain selama aktivitas fisik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari penggunaan cooling vest yang dikenakan baik di dalam atau di luar APD tingkat III terhadap penurunan heat strain, baik secara fisiologis dan perseptual. Subjek pada penelitian ini adalah delapan mahasiswa laki-laki (usia : 22.1±0.4 tahun). Subjek melakukan aktivitas fisik berjalan di treadmill dengan kecepatan 4,6 km/jam selama 30 menit sebanyak dua kali sambil mengenakan APD tingkat III baik dengan ataupun tanpa cooling vest di lingkungan yang bersuhu 24±2˚C, 50% RH. Eksperimen dibagi ke dalam 4 kondisi, yaitu kondisi tanpa cooling vest sebagai kondisi control (CONT), kondisi dengan cooling vest dengan PCM yang tidak dibekukan (NOT), dengan cooling vest dengan PCM yang sudah beku yang dikenakan di dalam APD (INSIDE), dan di luar APD (OUTSIDE). Parameter fisiologis dan perseptual diukur selama eksperimen berlangsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan cooling vest baik di dalam ataupun di luar APD mampu menurunkan tingkat perceptual heat strain yang ditunjukkan dengan adanya penurunan sensasi termal dan PeSI, serta kenaikan kenyamanan termal. Meskipun demikian, penggunaan cooling APD tidak berpengaruh secara signifikan terhadap parameter fisiologis seperti heart rate (HR), temperatur timpani (Tty) dan physiological strain index (PSI). Penggunaan cooling vest yang telah dibekukan di dalam APD tingkat III menghasilkan respon subjektif yang lebih baik, sedangkan penggunaan cooling vest yang sama di luar APD menghasilkan respon fisiologis (HR, Tty, dan PSI) yang lebih baik, memberikan efek pendinginan yang lebih lama, dan nilai PeSI yang lebih rendah.

Wearing level 3 personal protective equipment (level 3 PPE) can potentially cause discomfort and increases the risk of heat strain. The level 3 PPE prevents sweat evaporation in releasing body heat to the environment. Wearing a cooling vest made from PCM has been reported to be a viable option for alleviating heat strain during physical activity. This study aims to investigate the effect wearing a PCM-based cooling vest underneath or over the level 3 PPE on physiological and perceptual heat strain during physical activity. The participants of this study were eight male students (age : 22.1 ± 0.4 years). Participants performed two 30-min treadmill activities set at a speed of 4.6 km/hr, while wearing a set of level 3 PPE with or without a PCM-based cooling vest in an environment with a temperature of 24±2˚C, 50% RH. The experiment conditions were divided into four conditions: a condition without wearing a cooling vest as the control condition (CONT), a condition wearing a cooling vest with non-frozen PCM packs underneath the PPE (NOT), and two conditions wearing a cooling vest with frozen PCM packs underneath the PPE (INSIDE) and over the PPE (OUTSIDE). Physiological and perceptual parameters were measured throughout the experiment protocol. The results showed that wearing cooling vest underneath or over the PPE decreased thermal sensation and perceptual strain index (PeSI) and improved thermal comfort. However, wearing the cooling vest did not significantly reduce physiological strain (heart rate, tympanic temperature, and physiological strain index (PSI)). Wearing a cooling vest with frozen PCM packs underneath the PPE improved perceptual response, while wearing the same cooling vest over the PPE alleviated physiological and perceptual responses, as indicated in heart rate, tympanic temperature, PSI and a lower PeSI value.

Kata Kunci : alat pelindung diri, cooling vest, respon fisiologis, respon subjektif, heat strain