Laporkan Masalah

STRUKTUR KOMUNITAS DAN DISTRIBUSI CAPUNG (ORDO ODONATA) DI HUTAN PETUNGKRIYONO, PEKALONGAN, JAWA TENGAH

NUR APRIATUN NAFISAH, Dr. R.C. Hidayat Soesilohadi, M.S.

2021 | Tesis | MAGISTER BIOLOGI

Hutan Petungkriyono merupakan hutan hujan tropis dengan keanekaragaman hayati yang tinggi. Meningkatnya aktivitas wisata di Petungkriyono dapat mendorong terjadinya alih fungsi lahan, sehingga diperlukan indikator untuk memantau kualitas ekosistem di Hutan Petungkriyono. Capung (Odonata) merupakan indikator yang baik untuk penilaian kawasan perairan dan terestrial. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan struktur komunitas, kondisi habitat, dan distribusi Odonata di hutan alami dan hutan wisata Petungkriyono. Penelitian telah dilakukan pada bulan September dan November 2020, serta Januari 2021. Pengambilan data dilakukan dengan metode line transect yang memiliki panjang 100 m, lebar kanan 5m dan kiri 5 m. Setiap lokasi terdiri dari 5 line transect. Metode pengumpulan imago dilakukan dengan direct searching dan penangkapan dengan sweep neting. Sampling nimfa capung menggunakan metode dip netting. Hasil penelitian menunjukkan Struktur komunitas capung didasarkan dari nilai indeks keanekaragaman, indeks kemerataan dan indeks dominansi di hutan alami (Sokokembang dan Karanggondang) dan hutan wisata (Tirta Muncar dan Curug Lawe) memiliki nilai yang tidak berbeda signifikan. Hutan alami Sokokembang 2,18 dan Karanggondang 2,21, pada hutan wisata Tirta Muncar 1,84 dan Curug Lawe 2,11. Tidak ada perbedaan habitat yang signifikan antara hutan alami (Sokokembang dan Karanggondang) dan hutan wisata (Tirta Muncar dan Curug Lawe), kelimpahan beberapa anggota capung lebih dipengaruhi oleh faktor abiotik lingkungan. Komunitas vegetasi riparian dominan di keempat lokasi cenderung masih sama. Berdasarkan kondisi habitat yang masih relatif sama dan nilai Indeks Morisita di masing-masing lokasi, pola persebaran spesies capung yang ditemukan terdistribusi mengelompok pada area sampling disekitar perairan.

Petungkriyono forest has high biodiversity. The increasing of tourism activities in Petungkriyono lead to land conversion, so indicators are needed to monitor the quality of ecosystem in Petungkriyono Forest. This study aims to compare the community structure, habitat conditions, and distribution of Odonata in natural forest and Petungkriyono tourism forest. The method of collecting data was done by line transect which has a length of 100 m, a width of 5 m on the right and 5 m on the left. Each location consists of 5 line transects. Sampling of dragonfly nymphs using the dip netting method. The results showed that the structure of the Odonata community based on the level of diversity index value, similarity index, evenness index, and dominance index in natural forests and tourism forest in Petungkriyono was not significantly different. The diversity index in the natural forests of Sokokembang 2.18 and Karanggondang 2.21 at the tourism forest of Tirta Muncar 1.84 and Curug Lawe 2.11. There was no significant habitat difference between natural forests (Sokokembang and Karanggondang) and tourism forests (Tirta Muncar and Curug Lawe), the abundance of some dragonflies was more influenced by environmental abiotic factors. The dominant riparian vegetation community in the four locations tended to be the same. Based on habitat conditions that are still relatively the same and the value of the Morisita Index, almost all species in all locations were distributed in clump in the sampling area around the waters.

Kata Kunci : distribusi, Odonata, Petungkriyono, struktur komunitas

  1. S2-2021-447358-abstract.pdf.pdf  
  2. S2-2021-447358-bibliography.pdf.pdf  
  3. S2-2021-447358-tableofcontent.pdf.pdf  
  4. S2-2021-447358-title.pdf.pdf