KARAKTERISASI HABITAT SPESIFIK STADIUM LARVA DAN KEPADATAN NYAMUK DEWASA (DIPTERA : CULICIDAE) DI JEMBRANA, BALI

DIONISIUS WIDJAYANTO, Soenarwan Hery P., S.Si., M. Kes.

2021 | Skripsi | S1 BIOLOGI

Nyamuk adalah salah satu agen penyebar penyakit (vektor) yang tersebar negara tropis, tiga genus utama penyebaran penyakit adalah Aedes sp., Culex sp., dan Anopheles sp. yang tersebar di Indonesia. Nyamuk yang berasal dari famili Culicidae dapat menyebabkan penyakit cikungunya, filariasis, malaria, demam berdarah, demam kuning (Yellow fever). Provinsi Bali pada tahun 2015 dan 2016 ditemui tingginya kasus DBD, dan beberapa kasus malaria serta filariasis. Sebagian besar waktu hidup nyamuk berada dalam air dan terdapat karakteristik berbeda-beda untuk tiap spesies dan nyamuk fase dewasa dipengaruhi oleh adanya sumber nutrisi dan kondisi lingkungan sekitar. Penentuan habitat spesifik dan faktor lingkungan yang mendukung menjadi petunjuk untuk melakukan pencegahan penyebaran penyakit oleh nyamuk. Serta memahami perilaku nyamuk dalam menggigit dipengaruhi lingkungan. Metode penelitian ini menggunakan data RIKHUS Vektora 2017 di Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali dengan mengkarakterisasi habitat spesifik dan menghitung kepadatan nyamuk dengan rumus Man Hour Density. Habitat spesifik bagi tiga genus utama berbeda-beda dalam faktor suhu air, pH, intensitas cahaya, salinitas, serta kondisi air dalam kontainer alami. Nyamuk dewasa dominan ditemui genus Culex dengan hasil perhitungan kepadatan paling tinggi dengan kepadatan pada lokasi dekat pemukiman. Kepadatan nyamuk dapat menjadi penyebab penyebaran penyakit, sehingga kecenderungan menggigit nyamuk pada Provinsi Bali yang bersifat antrozoofilik dapat dimanfaaatkan sebagai pencegahan.

Mosquitoes are one of the disease-spreading agents (vectors) that are overspread in tropical countries, the three main genera of disease-spreading agents are Aedes sp., Culex sp., and Anopheles sp. spread across Indonesia. Mosquitoes from the Culicidae family can cause chikungunya, filariasis, malaria, dengue fever, yellow fever (Yellow fever). Bali Province in 2015 and 2016 found high cases of dengue fever, and several cases of malaria and filariasis. Almost the whole live mosquito spends in the water and there are different characteristics for each species, and the mosquito is influenced by the presence of nutritional sources and environmental conditions. Determination of specific habitats and supporting environmental factors are guidelines for preventing the spread of disease by mosquitoes dan understand the behavior of mosquitoes in biting influenced by the environment. This research method uses RIKHUS Vectora 2017 data in Jembrana Regency, Bali Province by characterizing specific habitats and calculating mosquito density with the Man Hour Density formula. Specific habitats for the three main genera differ in terms of water temperature, pH, light intensity, salinity, and water conditions in natural containers. The dominant adult mosquitoes were found in the genus Culex with the results of the calculation of the highest density with density at locations near settlements. Mosquito density can causes spread of deases, the tendency of mosquitoes bitting habit in Province Bali which is antrozoophilc can be used as prevention.

Kata Kunci : Aedes sp., Culex sp., Anopheles sp., habitat spesifik, jentik, nyamuk.