Laporkan Masalah

Gambaran Kesiapsiagaan Perawat Puskesmas dalam Menghadapi Bencana di Kabupaten Kulon Progo DIY

MELIA ROSMAWATI, Uki Noviana, S. Kep., Ns., M.NSc., Ph.D.; Sutono, S.Kp., M.Sc., M.Kep.

2021 | Skripsi | S1 ILMU KEPERAWATAN

Latar Belakang: Bencana merupakan kejadian yang dapat mengganggu fungsi dari masyarakat, menyebabkan korban jiwa, kerugian ekonomi dan lingkungan, yang melebihi kemampuan komunitas atau masyarakat dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk mengatasi dampak bencana. Kabupaten Kulon Progo termasuk daerah rawan bencana yang diakibatkan oleh kejadian tanah longsor. Kesiapsiagaan bencana (bagian dari manajemen bencana) menjadi hal yang sangat penting untuk mengurangi dampak bencana. Perawat puskesmas memiliki peran utama dalam kesiapsiagaan bencana, namun perawat Indonesia tidak sepenuhnya siap dalam menghadapi bencana. Perawat puskesmas terkadang kurang mengerti perannya dalam menangani bencana. Hal ini dapat disebabkan, salah satunya oleh kurang tersedianya pendidikan dan pelatihan yang bencana yang tepat. Tujuan penelitian: Mengetahui gambaran persepsi kesiapsiagaan perawat puskesmas dalam menghadapi bencana di Kabupaten Kulon Progo DIY. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Subjek merupakan 117 perawat puskesmas di Kabupaten Kulon Progo, menggunakan Disaster Preparedness Evaluation Tool-Indonesian Version (DPET-I) untuk mengukur persepsi kesiapsiagaan bencana pada perawat. Analisis statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif serta Uji Chi Square. Hasil: Dari 117 responden, 63,2% diantaranya memiliki persepsi kesiapsiagaan bencana pada level kuat; 31,6% memiliki persepsi kesiapsiagaan bencana pada level sedang; serta 5,1% memiliki persepsi kesiapsiagaan bencana pada level lemah. Sebanyak 75,2% responden memiliki persepsi kesiapsiagaan bencana kuat dari domain knowledge, skills (80,3%), serta post disaster management (PDM) (54,7%). Hasil Uji Chi Square untuk melihat gambaran persepsi kesiapsiagaan bencana perawat puskesmas berdasarkan karakteristik responden, menunjukkan bahwa usia, lama bekerja, tingkat pendidikan, pengalaman pelatihan bencana, serta pengalaman terlibat dalam penanganan bencana tidak berkontribusi pada perbedaan proporsi mengenai persepsi kesiapsiagaaan bencana. Kesimpulan: Mayoritas perawat puskemas di Kabupaten Kulon Progo memiliki persepsi kesiapsiagaan bencana pada level kuat, namun jumlah responden yang memiliki persepsi kesiapsiagaan kuat pada domain PDM lebih rendah dibandingkan domain knowledge dan skills. Pendidikan dan pelatihan bencana khususnya untuk PDM perlu dikembangkan untuk dapat meningkatkan kesiapsiagaan bencana pada perawat puskesmas, mengingat Indonesia termasuk negara rawan bencana.

Background: Disasters are events that can disrupt the functioning of the community, cause casualties, economic and environmental losses, which exceed the ability of the community or society to use their resources to cope with the impact of disasters. Kulon Progo Regency is one of the disaster-prone areas caused by landslides. Disaster preparedness, which is part of disaster management, becomes very important in order to reduce the impact of disasters. Community Health Nurses (CHN) have major role in disaster preparedness, but Indonesian nurses are not fully prepared for disaster management. Sometimes, CHN do not understand what to do in dealing with disasters. This can be caused, in part, by the lack of availability of appropriate disaster education and training. Objective: to identify the disaster preparedness among CHN in dealing with disasters in Kulon Progo, DIY. Method: this study uses quantitative approach with cross-sectional design. Subjects on this study was 117 CHN in Kulon Progo, DIY. Instruments used in this study was Disaster Preparedness Evaluation Tool-Indonesian Version (DPET-I) to measure Nurse's disaster preparedness. The statistical analysis used was descriptive statistic and Chi-Square test. The Results: sixty-three-point two percent out of 117 respondents have a strong level of disaster preparedness; 31,6% have a moderate level of disaster preparedness; and 5,1% have a weak level of disaster preparedness. 75,2% respondents have strong level of disaster preparedness in terms of knowledge; skills (80,3%); and post disaster management (PDM) (54,7%). The results of the Chi-Square test disclose the disaster preparedness among CHN based on the characteristics of respondents showed that age, length of employment, level of education, experience on disaster training, and experience participation in real disaster did not contribute to different perception of CHN's preparedness. Conclusion: the majority of CHN in Kulon Progo DIY have a strong level of disaster preparedness, but the number of respondents who have strong level of preparedness in terms of PDM was lower than knowledge and skills. Disaster education and training, especially for PDM, need to be developed in order to improve CHN's disaster preparedness, considering that Indonesia is a disaster-prone country.

Kata Kunci : Bencana, kesiapsiagaan, perawat puskesmas/ Community Health Nurse (CHN), Disaster, Preparedness

  1. S1-2021-409108-abstract.pdf  
  2. S1-2021-409108-bibliography.pdf  
  3. S1-2021-409108-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2021-409108-title.pdf