TOPONIMI PANTAI DI YOGYAKARTA
NURUL HIDAYAH, Dr. Hendrokumoro, M.Hum.
2021 | Tesis | MAGISTER LINGUISTIKHal yang dibahas dalam penelitian ini adalah toponimi pantai di Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk satuan kebahasaan, kategorisasi makna, serta aspek sosial dan budaya pada setiap data penelitian. Data penelitian dalam tesis ini dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh peneliti melalui sumber bacaan berupa buku yang diterbitkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan di Kabupaten Bantul, Kulon Progo, serta Gunungkidul sedangkan data sekunder diperoleh peneliti melalui wawancara dengan beberapa narasumber. Adapun data yang ditemukan dalam penelitian ini sebanyak 195 nama pantai yang tersebar di 3 Kabupaten dan 11 Kecamatan. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak dengan teknik catat serta metode cakap yang disertai teknik pancing dan teknik rekam catat. Sementara metode analisis data menggunakan metode agih dan metode padan referensial. Selain itu, dalam pengklasifikasian nama pantai menggunakan teori toponimi yang diusung oleh Sudaryat, Gunardi, dan Hadiansah (2009) dan disempurnakan dengan model ANPS (Australian National Placenames Survey). Hasil analisis disajikan secara informal dan formal. Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Bentuk satuan kebahasaan yang ditemukan adalah kata bermorfem tunggal atau monomorfemis dan kata bermorfem lebih dari satu atau polimorfemis. Kata polimorfemis yang ditemukan berupa afiksasi, reduplikasi, dan kata majemuk. (2) Kategorisasi makna pada nama pantai di Yogyakarta terdiri dari a) aspek perwujudan yang meliputi latar perairan/hidrologi, latar rupabumi/geomorfologi, dan latar lingkungan alam (flora, fauna, unsur benda alam, dan unsur benda buatan); b) aspek kemasyarakatan yang meliputi nama perkampungan, nama tokoh, nama kewaktuan/usia, nama kegiatan masyarakat, dan harapan; c) aspek kebudayaan yang meliputi folklor dan mitologi; d) aspek lainnya yang meliputi condemnatory, locational, numerical/measurement, transfer, dan onomatope. (3) Aspek sosial budaya yang ditemukan dalam toponimi pantai di Yogyakarta meliputi cerita masyarakat, harapan masyarakat, kesantunan, adat istiadat, perekonomian masyarakat, dan permainan tradisional.
This study focuses on the toponymy of beach in Yogyakarta. This study aimed to identify the form of linguistics units, categorization of meaning, and the social and cultural aspects of each research data. The research data in this thesis were distinguished into primary and secondary data. Primary data obtained by researchers from books that published by tourism and culture service of Bantul, Kulon Progo, and Gunungkidul regency. Secondary data obtained by interviews with some informers. There are 195 data of beach names used in this study that are dispersed in 3 regency and 11 sub-districts. In collecting data, the researcher used observation method with noting technique and conversation method with stimulation, noting, and recording technique. In analyzing data, the researcher used distributional method and identity method. Furthermore, in the classification of the beach names used toponymy theory by Sudaryat, Gunardi, dan Hadiansah (2009) and enhanced with the ANPS model (Australian National Placenames Survey). The results of data analysis were presented informal dan formal. From the research conducted, the following results were obtained: 1) Linguistic units found in the beach names in Yogyakarta were in forms of monomorphemic and polymorphemic words. Polymorphemic words found were in forms of affixation, reduplication, and compound words. (2) The categorization of meaning on beach names in Yogyakarta is made up of 3 aspects; a) embodiment aspects consisting of the form of water or hydrology, the form of surface of the earth or geomorphology, natural environment (flora, fauna, natural objects, and artificial objects); b) social aspects including names of villages, proper name, community activities, and hope; c) cultural aspects consisting folklore and mythology; d) other aspects including condemnatory, locational, numerical/measurement, transfer, and onomatopoeia. (3) The socio-cultural aspects found in toponymy of beach in Yogyakarta include folklore, hope, politeness, tradition, society economy, and traditional games.
Kata Kunci : toponimi pantai, Yogyakarta, satuan kebahasaan, makna, aspek sosial budaya / toponymy of beach, Yogyakarta, linguistic unit, meaning, socio-cultural aspects