Studi Persebaran Air Lindi di sekitar Tempat Pembuangan Sampah di Desa Banyuroto, Nanggulan, Kulonprogo, dengan Penentuan Isotop Stabil 18O, 2H, dan Parameter Hidrokimia.

VALENTINUS ALPHANO D, Prof. Dr. Ir. Agus Budhie Wijatna, M.Si., IPM; Bungkus Pratikno, S.T., M.T.

2021 | Skripsi | S1 TEKNIK NUKLIR

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Banyuroto terletak di Dusun Tawang, Banyuroto, Nanggulan (7 derajat 48 menit 8 detik LS dan 110 derajat 11 menit 6 detik BT, elevasi 100 sd. 120 mdpl). TPA Banyuroto dikelola dengan sistem sanitary landfill dan pengomposan, serta penanganan sampah dilakukan dengan menggunakan metode open dumping. Metode tersebut berpotensi mengakibatkan kebocoran pada tumpukan sampah dan serapan air lindi, sehingga air lindi masuk ke dalam tanah lalu mengakibatkan pencemaran airtanah di sekitar TPA. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk menentukan genesis airtanah dan pola persebaran air lindi di sekitar TPA Banyuroto dengan analisis isotop 2H dan 18O serta menentukan besar pengaruh air lindi pada airtanah di sekitar TPA Banyuroto dengan analisis kandungan air. Nilai isotop 2H dan 18O didapatkan dengan melakukan pengujian menggunakan LWIA LGR DLT-100 lalu didapatkan nilai kesamaan genesis airtanah dan pola aliran airtanah. Nilai kandungan air didapatkan dengan melakukan pengujian parameter fisika menggunakan AMTAST EC910 pada parameter TDS, DHL, pH, dan suhu; kemudian pengujian parameter kimia di Laboratorium BBTKLPP pada parameter BOD, COD, kandungan Fe, Pb, CN-, Na+, Ca2+, K+, Mg2+, Cl-, SO42-, HCO3-, dan CO3- lalu dilakukan analisis diagram piper dan dibandingkan dengan baku mutu air. Hasil analisis hidroisotop menunjukkan 4 area yang memiliki kesamaan genesis air, meliputi: SMRS5, SMRS7, dan SMRS9 dengan nilai delta 2H -17,4±1,074 permil sd. -20,6±2,195 permil, sedangkan nilai delta 18O -0,63±0,292 permil sd. -1,35±0,234 permil, dengan pola aliran airtanahnya mengalir dari SMRS7 ke SMRS9 lalu ke SMRS5; kemudian SMRU1 dan SMRS4 dengan nilai delta 2H -50,0±1,845 permil dan -52,1±1,277 permil, sedangkan nilai delta 18O -4,67±0,325 permil dan -4,75±0,195 permil, dengan pola aliran airtanah mengalir dari SMRU1 ke SMRS4; lalu SMRP3 dan SMRP 4 dengan nilai delta 2H -26,3±0,965 permil dan -28,4±3,875 permil, sedangkan nilai delta 18O -1,51±0,472 permil dan -1,85±0,268 permil, dengan pola aliran airtanah mengalir dari SMRP3 ke SMRP4; lalu SMRP5 dan SMRS1 dengan nilai delta 2H -42,4±1,994 permil dan -42,4±1,038 permil, sedangkan nilai delta 18O -3,70±0,285 permil dan -4,09±0,105 permil, dengan pola aliran airtanah mengalir dari SMRP5 ke SMRS1. Hasil tersebut menunjukkan tidak adanya kesamaan genesis air lindi dengan sampel airtanah pada sumur warga, sehingga air lindi TPA Banyuroto tidak berpotensi dan berkontribusi dalam proses pencemaran airtanah di daerah sekitar TPA Banyuroto. Analisis diagram piper menunjukkan mayoritas sampel airtanah tipe dominan kimia airnya berupa Ca2+ dan HCO3-. Kemudian jika dibandingkan dengan nilai baku mutu air, terjadi pencemaran pada parameter BOD, COD, TDS, Na+, Cl-, dan Fe.

Banyuroto landfill is located in Tawang District, Banyuroto, Nanggulan (7 degree 48 minute 8 second SL and 110 degree 11 minute 6 second EL, with an elevation of 100 to 120 masl). Banyuroto landfill is managed using a sanitary landfill and composting system and waste handling is carried out using the open dumping method. This method has the potential to cause leakage in the pile of garbage and leachate absorption so that the leachate enters the soil and causes groundwater pollution around the landfill environment. Therefore, a study was conducted to determine the genesis of groundwater and the distribution pattern of leachate around the Banyuroto landfill with 2H and 18O isotope analysis and determine the effect of leachate on groundwater around the Banyuroto landfill by analyzing the water content. The isotope values of 2H and 18O were obtained by testing using the LWIA LGR DLT-100 and then obtained the value of similarity genesis of groundwater and groundwater flow patterns. The value of the water content was obtained by testing the physical parameters using AMTAST EC910 on the parameters of TDS, DHL, pH, and temperature; then testing chemical parameters at the BBTKLPP Laboratory on the parameters of BOD, COD, the content of Fe, Pb, CN-, Na+, Ca2+, K+, Mg2+, Cl-, SO42-, HCO3-, and CO3- then carried out piper diagram analysis and compared with the standard water quality. The results of hydroisotope analysis showed that 4 areas had the same water genesis, including SMRS5, SMRS7, and SMRS9 with delta 2H values are -17,4±1,074 permil to -20,6±2,195 permil, while the values of delta 18O are -0,63±0,292 permil sd. -1,35±0,234 permil, with groundwater flow patterns flowing from SMRS7 to SMRS9 then to SMRS5; then SMRU1 and SMRS4 with delta 2H values are -50,0±1,845 permil and -52,1±1,277 permil, while the values of delta 18O are -4,67±0,325 permil and -4,75±0,195 permil, with groundwater flow patterns flowing from SMRU1 to SMRS4; then SMRP3 and SMRP4 with delta 2H values are -26,3±0,965 permil and -28,4±3,875 permil, while the values of delta 18O are -1,51±0,472 permil and -1,85±0,268 permil, with groundwater flow patterns flowing from SMRP3 to SMRP4; then SMRP5 and SMRS1 with delta 2H values are -42,4±1,994 permil and -42,4±1,038 permil, while the values of delta 18O are -3,70±0,285 permil and -4,09±0,105 permil, with a groundwater flow pattern flowing from SMRP5 to SMRS1. These results indicate that there is no similarity in the genesis of leachate with groundwater samples in wells so that the leachate of the Banyuroto landfill has no potential and contributes to the process of groundwater pollution in the area around the Banyuroto landfill. Piper diagram analysis shows that the majority of groundwater samples with the dominant type of water chemistries are Ca2+ and HCO3-. Then when compared with the standard value of water quality showed contamination in the parameters BOD, COD, TDS, Na+, Cl-, and Fe.

Kata Kunci : TPA Banyuroto, air lindi, pencemaran, hidrokimia, hidroisotop, diagram piper, 2H, 18O.