Kasus Penyakit Kulit pada Anjing di Rumah Sakit Hewan (RSH) Prof. Soeparwi, Praktek Dokter Hewan Bersama (PDHB) NarooPet, dan Klinik GratiaVet Care

ANASTASIA LEVINA A M, drh. Heru Susetya, M.P., Ph.D.

2021 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN HEWAN

Penyakit kulit pada anjing merupakan kasus dengan angka kejadian cukup tinggi yang dapat disebabkan oleh beberapa agen seperti bakteri, virus, jamur, ektoparasit dan juga kondisi perolehan dari lingkungan. Beberapa penyakit kulit tersebut adalah infestasi ektoparasit, dermatofitosis, dermatomikosis, demodekosis, skabies, myasis, abses, vulnus, papilloma, dermatitis, otitis eksterna dan malasezia. Penelitian menggunakan data rekam medis yang diperoleh dari Rumah Sakit Hewan (RSH) Prof. Soeparwi, Praktek Dokter Hewan Bersama (PDHB) NarooPet, dan Klinik GratiaVet Care. Data dipisahkan berdasarkan diagnosis dan dikelompokkan menjadi penyakit kulit dan non-penyakit kulit. Analisis faktor yang mempengaruhi dilakukan menggunakan aplikasi Statistical Product and Service (SPSS) dengan metode Crosstab Chi-square. Berdasarkan data yang diperoleh dari 1.005 kasus penyakit sebanyak 337 kasus (33.53%) adalah kasus penyakit kulit pada anjing. Kasus penyakit kulit yang terjadi di RSH Prof Soeparwi sebanyak 261 kasus, PDHB NarooPet sebanyak 30 kasus, dan Klinik GratiaVet Care sebanyak 46 kasus dengan penjabaran sebagai berikut : dermatitis sebesar 21,07% (71/337), dermatomikosis sebesar 15.73% (53/337), vulnus sebesar 15.43% (52/337), infestasi ektoparasit sebesar 14.54% (49/337), dermatofitosis sebesar 8.01% (27/337), malasezia dan pediculosis sebesar 4.75% (16/337), abses sebesar 4.15% (14/337), demodekosis sebesar 3.86% (13/337), otitis eksterna sebesar 2.97% (10/337), papilloma sebesar 2.67% (9/337), myasis sebesar 1.78% (6/337) dan skabies sebesar 0.3% (1/337). Jenis kelamin dan umur memiliki pengaruh terhadap terjadinya penyakit kulit pada anjing (P<0,05) dengan tingkat resiko kejadian 1,431 kali lebih besar pada anjing jantan. Tingkat resiko kejadian pada anjing berumur muda (0-9 bulan) 2,272 kali lebih besar dari anjing tua dengan umur diatas 7 tahun dan 0,667 kali lebih rendah daripada anjing dewasa dengan rentang umur 10 bulan sampai 7 tahun.

Skin disease in dogs is a case with high incidence that can caused by several agents such as bacteria, viruses, fungi, ectoparasites, and also environmental. Some of these skin diseases are ectoparasite infection, dermatophytosis, dermatomycosis, demodecosis, scabies, myasis, abscess, vulnus, papilloma, dermatitis, otitis externa, and malasezia. The research used medical record data from Prof. Soeparwi Animal Hospital (RSH), NarooPet Joint Veterinary Practices (PDHB), and GratiaVet Care Clinic. Data were separated based on diagnosis and grouped into skin diseases and non-skin diseases. The analysis of influencing factors was carried out using the Statistical Product and Service (SPSS) application with the crosstab Chi-square method.. Based on data obtained from 1.005 cases of the diseases, 337 cases (33,53%) were cases of skin disease in dogs. Skin disease cases that occurred in Prof. Soeparwi Hospital were 261 cases, NarooPet Joint Veterinary Practice was 30 cases, and at GratiaVet Care Clinic was 46 cases with the following description: dermatitis is 21,07% (71/337), dermatomycosis is 15.73% (53/337), vulnus is 15.43% (52/337), ectoparasite infestation is 14.54% (49/337), dermatophytosis is 8.01% (27/337), malasezia and pediculosis was 4.75% (16/337), abscess was 4.15% (16/337), demodicosis was 3.86% (13/337), otitis externa was 2.97% (10/337), papilloma was 2.67% (9/337), myasis was 1.78% (6/337), and scabies was 0.3% (1/337). Gender and age had an influence on the occurrence of skin diseases in dogs (P<0,05) with a risk of incidence 1.431 times greater in male dogs. The risk level for young dogs (0-9 months) is 2,272 times greater than in old dog over 7 years and 0,667 times lower than in adult dogs with an age range of 10 months to 7 years.

Kata Kunci : anjing, penyakit kulit, jenis kelamin, umur