Laporkan Masalah

Profil Gangguan Reproduksi pada Sapi Peranakan Friesian Holstein di Kota Semarang Berdasarkan Umur dan Body Condition Scrore

FEBIOLA NUR SABRINA, drh. Sri Gustari, MP.

2021 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN HEWAN

Kota Semarang merupakan kota sentral di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki potensi untuk peternakan sapi. Rendahnya populasi ternak sapi di Kota Semarang salah satunya dipengaruhi oleh kendala reproduksi. Beberapa faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya gangguan reproduksi antara lain umur dan nutrisi pakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kejadian gangguan reproduksi pada sapi peranakan friesian holstein (PFH) di Kota Semarang. Sampel yang digunakan terdiri dari 156 ekor sapi PFH betina milik peternak yang tersebar di Kota Semarang. Data yang digunakan merupakan data sekunder milik Dinas Pertanian Kota Semarang yang meliputi umur ternak, Body Condition Score (BCS), dan gangguan reproduksi. Data BCS dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu BCS 2, BCS 3, dan BCS 4, sedangkan data umur dikelompok menjadi tiga kelompok, yaitu umur 2-3 tahun, 4-5 tahun, dan 6-7 tahun. Hasil penelitian menunjukkan profil gangguan reproduksi yang terjadi pada sapi perah di Kota Semarang, dari yang tertinggi hingga terendah secara berturut-turut adalah hipofungsi ovarium, corpus luteum persistent, endometritis, silent heat, retensi plasenta dan sista ovarium. Pada kelompok BCS, BCS dengan gangguan tertinggi terjadi pada sapi dengan BCS 2 dan terendah pada BCS 4. Pada kelompok umur, umur dengan gangguan tertinggi terjadi pada sapi dengan umur 4-5 tahun dan terendah pada umur 6-7 tahun.

Semarang City is the central city of Central Java Province which has the potential for cattle farming. The low of cattle population in Semarang City is partly influenced by reproductive problems. Some of the factors that can cause reproductive disorder are age and feed nutrition. The purpose of this study was to determine the profile of the incidence of reproductive disorders in crossbreed friesian holstein cows in Semarang City. The sample consisted of 156 cattle owned by farmers in Semarang City. The data used was secondary data belonging to the Dinas Pertanian Semarang City which includes age of cattle, Body Condition Score, and type of reproductive disorders. Body Condition Score data were classified into three category, they were BCS 2, BCS 3, and BCS 4, while age data were classified into three category, they were ages 2-3 years, 4-5 years, and 6-7 years. The result showed the profile of reproductive disorders that occurred in dairy cattle in Semarang City from the highest to the lowest was ovarian hypofunction, persistent corpus luteum, endometritis, silent heat, retained of placenta, and ovarian cyst. In the BCS category, the highest impaired BCS was cows with BCS 2 and the lowest was BCS 4. In the age group, the highest age group was cows with 4-5 years of age and the lowest was 6-7 years of age.

Kata Kunci : sapi peranakan friesian holstein, gangguan reproduksi, Body Condition Score (BCS), umur

  1. S1-2021-409256-abstract.pdf  
  2. S1-2021-409256-bibliography.pdf  
  3. S1-2021-409256-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2021-409256-title.pdf