Laporkan Masalah

Eksplorasi Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Penderes Kelapa yang Tergabung dalam Koperasi Nira Satria di Kabupaten Banyumas Tahun 2020

INDAH PERMATASARI, DR.RETNA SIWI PADMAWATI, MA;MARTHINUS SUTENA, SKM.,MM.,M.sc

2021 | Tesis | MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Latar Belakang: Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada sektor informal masih tergolong rendah, dilihat dari trend angka kecelakaan kerja yang tiap tahun mengalami peningkatan sebesar 5-10%, termasuk kecelakaan kerja pada penderes kelapa. Sampai saat ini masih sangat sedikit penelitian tentang penerapan SMK3, khususnya penerapan manajemen risiko dalam menekan angka kejadian kecelakaan kerja dan mencegah terjadinya kecelakaan pada penderes kelapa. Tujuan: Mengeksplorasi penerapan manajemen risiko pada penderes kelapa kelompok kerja Koperasi Nira Satria Kabupaten Banyumas. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Penelitian dilakukan di 2 desa yaitu Desa Sokawera dan Desa Pageraji. Informan penelitian adalah penderes kelapa yang tergabung dalam koperasi dan pihak yang terkait dengan Koperasi Nira Satria berjumlah 9 informan yaitu Kepala Desa Pageraji dan Kepala Desa Sokawera, staf puskesmas, staf koperasi, keluarga penderes, serta penderes kelapa yang tergabung dalam Koperasi Nira Satria. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi lapangan. Hasil: Sebanyak 702 penderes kelapa yang ada di Kabupaten Banyumas dilaporkan mengalami kecelakaan terhitung sejak 5 tahun terakhir. Kecelakaan kerja pada penderes kelapa yang tergabung dalam Koperasi Nira Satria dipengaruhi oleh 5 faktor, yaitu pengetahuan, ketersediaan APD, perilaku, self efficacy, dan peran stakeholder. Pengetahuan mengenai manajemen risiko informan masih sangat sederhana, 5 dari 9 informan yang diwawancara masih belum mampu mengidentifikasi serta menilai risiko saat bekerja. APD yang tersedia hanya 10% dari total penderes yang tergabung serta tidak merata dan ketika digunakan menghambat waktu dan pekerjaan. Perilaku penderes kelapa saat bekerja belum baik dalam pengelolaan risiko. Dari 9 informan 4 di antaranya lambat dalam penanganan kecelakaan dan lebih percaya pada pengobatan alternatif, self efficacy juga masih rendah. Stakeholder masih belum terkoordinasi satu sama lain dan tidak ada program khusus yang melindungi penderes kelapa dari kecelakaan kerja. Kesimpulan: Penderes kelapa yang tergabung di Koperasi Nira Satria belum melaksanakan manajemen risiko dengan baik, tidak ada aturan tegas dari koperasi dan juga dukungan dari stakeholder lainnya. Perlu adanya kesadaran dari penderes kelapa dan berbagai stakeholder dalam memprioritaskan keselamatan dan kesehatan penderes kelapa di Kabupaten Banyumas, khususnya penderes di Koperasi Nira Satria.

Background: Occupational safety and health (K3) for informal sector is still low, as evidenced by the increasing trend of work accidents by 5-10% (BPJS, 2016), including work accidents experienced by coconut tappers. Currently, there are only few research discussing about the implementation of SMK3, especially those dealing with risk management in reducing and preventing work accidents for coconut tappers. Objective: To explore the implementation of risk management for coconut tappers in working group of Nira Satria Cooperative, Banyumas Regency. Research Method: This qualitative research used a case study approach. It was conducted in two villages, namely Sokawera and Pageraji. There were nine research informants involved in this research consisting of the Chief of Pageraji and the Chief of Sokawera, the staff of community health center, the staff of cooperative, the family of coconut tappers, and the coconut tappers of Nira Satria Cooperative. Data collection was carried out by in-depth interviews and field observations. Result: A total of 702 coconut tappers in Banyumas Regency were reported to have had accidents over the last five years. The work accidents experienced by coconut tappers of Nira Satria Cooperative were influenced by five factors, namely knowledge, availability of PPE, behavior, self-efficacy, and role of stakeholders. The informants knowledge of risk management was very limited, five out of nine informants interviewed were still unable to identify and assess risk at work. The available PPEs is only 10% of the total tappers and when used they hindered the tapper's time and work. The behavior of coconut tappers at work did not reflect good risk management, four of them were slow in handling accident and more trusting in alternative medicine and showed low self-efficacy. Stakeholders were not coordinated each other and there was no special program protecting coconut tappers from work accidents. Conclusion: Coconut tappers of Nira Satria Cooperative had not implemented risk management properly, were no strict rules from the cooperative and there are no supports from the stakeholders. The coconut tappers and the stakeholders should have awareness to prioritize the safety and health of the coconut tappers in Banyumas Regency, especially those of Nira Satria Cooperative.

Kata Kunci : APD,manajemen risiko,penderes kelapa,sektor informal

  1. S2-2021-448483-abstract.pdf  
  2. S2-2021-448483-bibliography.pdf  
  3. S2-2021-448483-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2021-448483-title.pdf