Laporkan Masalah

LIMBO TOBUNGKU : REKONSTRUKSI IDENTITAS TOBUNGKU DI KABUPATEN MOROWALI SULAWESI TENGAH

DAHNIAR, Prof. Dr. Irwan Abdullah

2021 | Tesis | MAGISTER ANTROPOLOGI

Terbatasnya dokumen tertulis yang membahas tentang Tobungku dan semakin melemahnya identitas Tobungku oleh migrasi penduduk, ekspansi ekonomi, dan kuatnya politik identitas menjadi alasan pemilihan penelitian dengan judul Limbo Tobungku : Rekonstruksi Identitas Tobungku di Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah. Penelitian ini difokuskan pada rekonstruksi identitas Tobungku, faktor-faktor yang mengancam keutuhan dan keberlangsungan Limbo Tobungku, cara mempertahankan identitas Tobungku, dan bagaimana representasi identitas Tobungku dihadirkan. Penelitan ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan menganalisis secara terus menerus data yang didapatkan dari awal hingga akhir penelitian. Ketiadaan tradisi tulis yang dilakoni oleh Tobungku dan kuatnya tradisi lisan sebagai sumber pendokumentasian informasi yang berkembang di masyarakat menuntut penelitian ini menggunakan sumber lisan sebagai rujukan utama. Sumber lisan tersebut penulis dapatkan melalui wawancara mendalam kepada beberapa informan kunci yang memiliki ingatan kolektif tentang Tobungku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menjadi Tobungku dicirikan dengan penggunaan atribut dan simbol-simbol etnik dalam interaksi sosial di masyarakat yaitu penggunaan bahasa Bungku, berdomisili pada bekas wilayah Kerajaan Bungku, dan memiliki darah turunan dari Tobungku. Selain itu, telah terjadi perubahan mendasar dalam merepresentasikan identitas Tobungku dalam konteks lokal (Morowali) dan nasional. Tobungku berusaha menghadirkan diri dan identitasnya sebagai komunitas Islam yang taat dan melek politik maupun ekonomi. Beberapa hal yang menjadi pemicu utama bagaimana identitas Tobungku direpresentasikan dalam ranah agama Islam dan etnis yang melek politik maupun eknomi yaitu sejarah konflik agama yang pernah terjadi di Poso, semakin kuatnya kompetisi kekuasaan, dan sektor-sektor ekonomi dengan hadirnya perusahaan multinasional yang memicu arus migrasi etnis lainnya dari luar Kabupaten Morowali. Tak hanya itu, bahasa Bungku sebagai bahasa pemersatu antar etnis di wilayah Bungku mulai jarang digunakan dalam keseharian. Hal ini kemudian membuat identitas Tobungku semakin melemah karena Bungku hanya dipandang sebagai sebuah nama kelompok etnis yang menghuni wilayah tersebut dengan mengabaikan simbol-simbol penanda identitas.

The lack of written document that discusses Tobungku and the weakening of Tobungku identity by population migration, economic expansion, and the strength of identity politics are the reasons for choosing a study entitled Limbo Tobungku: Reconstruction of Tobungku Identity in Morowali Regency, Central Sulawesi. This research focuses on the reconstruction of Tobungku identity, factors that threaten the integrity and sustainability of the Limbo Tobungku, how to maintain Tobungku identity, and how Tobungku identity representation is presented. This research uses a descriptive qualitative method by continuously analyzing the data obtained from the beginning to the end of the study. The absence of a written tradition practiced by Tobungku and the strength of oral tradition as a source of documenting information that develops in the community requires this research to use oral sources as the main reference. The author obtained these oral sources through in-depth interviews with several key informants who have collective memories of Tobungku. The results showed that being Tobungku was characterized by the use of ethnic attributes and symbols in social interaction in the community by using Bungku language, residing in the former territory of Bungku Kingdom, and having blood descended from Tobungku. In addition, there has been a fundamental change in representing Tobungku identity through local (Morowali) and national context. Tobungku tries to present himself and his identity as an obedient Islamic community and is politically and economically literate. Some of the main triggers for how Tobungku identity is represented in the realm of Islam and ethnicity that are both politically and economically literate, namely the history of religious conflicts that have occurred in Poso, the growing power competition, and economic sectors with the presence of multinational companies that trigger ethnic migration flows. others from outside Morowali Regency. Likewise, Bungku language as the unifying language between ethnic groups in Bungku region is rarely used in everyday life. This then made Tobungku identity weaker because Bungku was only seen as the name of an ethnic group that inhabited the area by ignoring the symbols of identity.

Kata Kunci : Konstruksi, Rekonstruksi, Identitas, Etnis To Bungku/Construction, Reconstruction, Identity, Bungku People

  1. S2-2021-449307-abstract.pdf  
  2. S2-2021-449307-bibliography.pdf  
  3. S2-2021-449307-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2021-449307-title.pdf