Laporkan Masalah

FENOMENA TAWURAN SEBAGAI WUJUD TOXIC MASCULINITY DITINJAU MELALUI TEORI HEGEMONIC MASCULINITY RAEWYN CONNELL

DITA APRILIANA, Rachmad Hidayat Ph.D

2021 | Skripsi | S1 FILSAFAT

Tawuran merupakan fenomena perilaku dan situasi sosial yang kerap terjadi dalam masyarakat. Di dalam tawuran terdapat unsur nilai-nilai sosial yang justru dipandang sebagai agung, benar dengan sendirinya, unggul dan pada tingkat tertentu ideal. Permasalahan muncul ketika nilai-nilai hegemoni ini dijadikan sebagai norma agung yang dianggap alami dan menjadi tolak ukur kemaskulinan seseorang. Hal ini mendorong kelompok laki-laki tertentu untuk melakukan tindakan yang bersifat destruktif. Penelitian ini merupakan kajian gender dengan menganalisa unsur toxic masculinity di dalam fenomena tawuran yang merupakan akibat dari adanya nilai-nilai maskulinitas yang hegemoni menggunakan teori hegemonic masculinity Raewyn Connell. Penelitian ini menggunakan model penelitian hermeneutika filosofis yang bersifat kualitatif dalam mengkaji fenomena faktual. Datum yang digunakan dalam penelitian ini berupa buku, jurnal ilmiah, artikel ilmiah, dan berbagai pustaka penunjang lainnya. Unsur metodis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: deskripsi, interpretasi, koherensi internal, holistic, dan refleksi. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan penelitian ini secara garis besar yaitu mendeskripsikan fenomena tawuran secara mendalam, kemudian menggunakan teori hegemonic masculinity Raewyn Connell untuk menganalisis fenomena ini secara kritis. Pada penelitian ini terdapat tiga kesimpulan. Pertama, di dalam tawuran terdapat nilai maskulinitas yang dianggap ideal dalam masyarakat, serta terdapat berbagai unsur gender sosio-ekonomi dan kultural di dalam fenomena tawuran. Kedua, nilai maskulinitas yang hegemonik ini menyebabkan munculnya hierarki dan kelas dalam maskulinitas, serta berbagai bentuk dominasi dan penindasan. Ketiga, standar nilai ideal yang ditetapkan memunculkan ekspresi yang toxic sebagai bentuk usaha pemenuhan standar nilai tersebut, sebagai contohnya tawuran yang merupakan bentuk tindakan untuk mencapai dominasi dan memenuhi nilai-nilai maskulin yang hegemoni.

Brawl is a phenomenon of social behavior and situation that occur frequently in society. In brawl, there are social values which are actually seen as great, superior, and at certain level considered as ideal values. The problem begins when these hegemonic values are used as the greatest norms which are considered as a natural values and become a benchmark for someone’s masculinity. This encourages certain groups of men to take some toxic and destructive actions. This research is a gender study by analyzing the toxic masculinity in a brawl phenomenon that caused by hegemonic values of masculinity using hegemonic masculinity theory by Raewyn Connell. This research uses a qualitative philosophical hermeneutic research model on factual phenomena. The data used in this research are books, scientific journals, scientific articles, and other supporting resources. The methodical elements used in this research include: description, interpretation, internal coherence, holistic, and reflection. In outline, the steps taken in this research are deeply describing the brawl phenomenon, then using hegemonic masculinity theory by Raewyn Connell for critically analyzed this phenomenon. In this research there are 3 big conclusions. Firstly, in brawl there is a masculinity value that is considered as ideal values in society, and there are various elements of gender, socio-economic and cultural in brawl phenomenon. Secondly, this hegemonic value cause hierarchy and classes in masculinity, as well as various forms of domination and oppression. Thirdly, the existence of these masculinity ideal values, toxic expressions appear as a form of effort to fulfill these value standards, for example brawl which is a form of action to achieve domination and fulfill hegemonic masculine values.

Kata Kunci : Tawuran, gender, maskulinitas, toxic masculinity, hegemonic masculinity./ Brawl, gender, masculinity, toxic masculinity, hegemonic masculinity.

  1. S1-2021-408874-abstract.pdf  
  2. S1-2021-408874-bibliography.pdf  
  3. S1-2021-408874-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2021-408874-title.pdf