Laporkan Masalah

Analisis Respon Tanggap Darurat Masyarakat Terhadap Tsunami Selat Sunda 2018 Menggunakan Media Sosial Twitter

FARAH PASHA S, Dr. Dyah Rahmawati Hizbaron, M.T., M.Sc.

2021 | Skripsi | S1 GEOGRAFI LINGKUNGAN

Gelombang tsunami yang terjadi pada 22 Desember 2018 lalu melanda sebagian pesisir barat Provinsi Banten tanpa adanya peringatan dini. Tsunami tersebut diketahui dipicu oleh aktivitas erupsi Gunungapi Anak Krakatau yang menimbulkan longsoran sebagian lerengnya ke laut. Peristiwa ini menarik perhatian publik, tidak terkecuali di media sosial Twitter. Pertukaran informasi terjadi begitu signifikan selama periode tanggap darurat. Informasi yang dibagikan masyarakat sebagai sensor di daerah terdampak langsung memuat data yang potensial digunakan dalam pemahaman dan penanganan upaya tanggap darurat. Resonansi respon dan interaksi pengguna Twitter merefleksikan pola perilaku kolektif masyarakat dalam menghadapi bencana tsunami, baik di wilayah terdampak langsung maupun tidak langsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik unggahan (tweet) masyarakat tentang topik tsunami Selat Sunda dari perspektif spasial-temporal, serta untuk mengetahui dinamika respon tanggap darurat masyarakat Provinsi Banten selama periode 22 Desembe 2018 �¢ï¿½ï¿½ 4 Januari 2019. Perilaku kolektif masyarakat dalam merespon bencana ditinjau dari 3 aspek utama meliputi pembagian peran dan kegiatan, pengelolaan sumber daya, dan intervensi oleh pengaruh otoritas pemerintah. Pemahaman perilaku kolektif melalui respon masyarakat di media sosial Twitter dilakukan pada 363 tweet yang berasal dari Provinsi Banten. Analisis atribut waktu, konten, dan lokasi tweet menggambarkan dinamika sentimen dan respon publik secara spatio-temporal. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tweet masyarakat paling banyak dihasilkan pada awal periode tanggap darurat, dan secara keseluruhan didominasi dari dari daerah yang tidak terdampak langsung bencana. Masyarakat di daerah yang terkena dampak langsung cenderung mengunggah tweet dengan sentimen negatif terhadap bencana, sedangkan daerah yang tidak terkena dampak langsung cenderung lebih banyak menghasilkan tweet berentimen positif. Masyarakat di wilayah terdampak langsung menggunakan Twitter untuk mengonfirmasi kebenaran informasi dan menyampaikan kondisi terkini di sekitar mereka melalui foto dan video. Sementara itu, masyarakat di wilayah yang tidak terdampak langsung bencana tsunami memanfaatkan Twitter untuk menyampaikan dukungan dan rasa simpati, menghimpun aksi solidaritas sosial dengan menggalang bantuan dan panggilan relawan, serta memantau kondisi wilayah terdampak untuk mengetahui kebutuhan dan lokasi korban yang memerlukan bantuan.

The tsunami waves that occurred on 22 December 2018 hit part of the west coast of Banten without any early warning. The incident which was triggered by the sub-aerial flank resulting from the eruption of the Anak Krakatau volcano has received public attention, including on Twitter. Information from the public as sensors in the field contains potential data used in Voluntary Geographical Information (VGI), and can be used for further study in emergency response efforts. The response resonance of Twitter users illustrates the collective behavior pattern of the community in facing the tsunami disaster, both in the directly and indirectly affected areas. This study aims to determine the characteristics of the community's tweet on the topic of the Sunda Strait tsunami from a spatio-temporal perspective, and to find out the dynamics of the emergency response of the Banten Province community during the Sunda Strait tsunami emergency response period. The collective behavior of the community when a disaster occurs is viewed in terms of the division of roles and activities, resource management, and intervention by the influence of the government authorities. Understanding collective behavior through community responses on social media was carried out through 363 tweets from Banten Province. Analysis of the time, content and location attributes of the tweet illustrates the dynamics of public sentiment and response in a spatio-temporal manner. The results obtained show that people in the directly affected areas tend to post negative sentiment tweets, while the areas that are not directly affected generate more tweets with positive sentiments. Communities in the affected areas immediately used Twitter to confirm the correctness of the information and convey the current conditions of their surroundings through photos and videos. Meanwhile, people in areas that were not directly affected by the tsunami disaster tended to take advantage of Twitter to convey support and condolences, build social solidarity by raising aid and calling for volunteers, and monitoring the conditions of the affected areas to adjust aid and aid distribution targets.

Kata Kunci : Respon Tanggap Darurat, Perilaku Kolektif, Media Sosial, Volunteered Geographical Information (VGI)

  1. S1-2021-397443-abstract.pdf  
  2. S1-2021-397443-bibliography.pdf  
  3. S1-2021-397443-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2021-397443-title.pdf