Laporkan Masalah

Pengaruh Model Jendangan dan Selang Pemberian Pupuk Daun Terhadap Pertumbuhan Pucuk Tanaman Teh Asal Biji (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze)

RETNO FARKHINA, Eka Tarwaca Susila Putra, S.P., M.P., Ph.D.

2021 | Skripsi | S1 AGRONOMI

Penelitian bertujuan untuk 1) menentukan model jendangan yang tepat pada perdu teh asal biji mendasarkan pada indikator produktivitas dan kualitas pucuk dan 2) mendapatkan selang pemupukan yang optimal untuk meningkatkan produktivitas dan mutu pucuk pada model jendangan yang berbeda. Percobaan lapangan menggunakan Rancangan Tersarang (Nested Design), tiga blok sebagai ulangan. Faktor pertama (sarangnya) yakni perlakuan jendangan, terdiri dua aras yaitu jendangan 3 bulan dan 8 bulan. Faktor kedua adalah selang waktu pemberian pupuk daun (tersarang dalam jendangan) yaitu 10 hari, 15 hari, dan 20 hari. Variabel yang diukur mencakup karakter fisiologis, pertumbuhan, komponen hasil pucuk dan iklim mikro sebagai data pendukung. Data yang diperoleh dianalisis varians (ANOVA) dengan alfa 5%, dan dilanjutkan dengan uji HSD Tukey. Hasil penelitian memberikan informasi bahwa selang pemupukan memberikan pengaruh yang seragam pada model jendangan 3 bulan maupun 8 bulan. Model jendangan 8 bulan berpotensi meningkatkan produktivitas pucuk tanaman teh asal biji, yang diindikasikan oleh kenaikan jumlah pucuk per perdu. Namun demikian, potensi tersebut tidak mampu terekspresi jika kebutuhan nutrisinya tidak tercukupi. Nutrisi yang tidak tercukupi pada perdu yang dijendang pada umur 8 bulan setelah pangkas juga menyebabkan penurunan mutu pucuk. Selang waktu pemberian pupuk daun 10, 15 dan 20 hari dengan konsentrasi 30ml stock/volume semprot tidak memberikan kontribusi positif untuk kedua model jendangan bagi produktivitas dan mutu pucuk teh asal biji sekalipun pada selang terpendek (10 hari sekali).

The objectives of research were 1) to determine appropriate tipping model for tea origin from seedlings based on the productivity and shoot quality indicators, and 2) to obtain the optimal fertilization interval to increase shoot productivity and quality in different tipping models. The field experiment was arranged in a Nested Design, with three blocks as replications. The first factor (the nest) was tipping model, namely tipping at 3 months and 8 months after hard pruning. The second factor was time interval of giving foliar fertilizer (nested in tipping models), namely every 10 days, 15 days, and 20 days. Observations were done on several variables of microclimate, physiological characters, growth, yield components, and yield. Data were analyzed with analysis of variance (ANOVA) with alfa 5%, and continued with Tukey's HSD test. The results showed that fertilization intervals have similar effects on 3 and 8 months tipping model, as indicated by shoot productivity and quality. The 8 months tipping model have potential to increase productivity of tea origin from seedlings, which was indicated by increase in the number of tips per bushes. However, this potential can not be expressed if the nutritional needs were not fulfilled. Inadequate nutrition in bushes that were tipping at age of 8 months after hard pruning also causes decline in tips quality. The time intervals of 10, 15 and 20 days of foliar fertilizer application with a concentration of 30 ml of stock/liter volume of spray did not make a positive contribution to productivity and shoot quality of tea origin from seedlings even though at the shortest interval (once in 10 days).

Kata Kunci : jendangan, pupuk daun, produktivitas, kualitas daun teh asal biji, tipping, foliar fertilizer, productivity, quality of seedling tea

  1. S1-2021-395759-abstract.pdf  
  2. S1-2021-395759-bibliography.pdf  
  3. S1-2021-395759-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2021-395759-title.pdf