Laporkan Masalah

Sheng Nu Sebagai Instrumen Opresi Pemerintah Cina Terhadap Perempuan di Cina

DENISE MICHELLE, Dr. Ririn Tri Nurhayati

2021 | Skripsi | S1 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

Skripsi ini berusaha mengkaji bentuk opresi yang dialami perempuan di Cina di ranah privat maupun ranah publik. Berbagai perubahan kebijakan yang dilakukan pemerintah Cina seringkali menempatkan perempuan pada posisi yang rentan dan teropresi, salah satunya melalui propaganda Sheng Nu. Sheng Nu (leftover women) adalah istilah yang merujuk pada perempuan diatas usia 27 tahun, berpendidikan dan bekerja, namun belum menikah sehingga dinilai leftover (sisa). Ini merupakan bentuk propaganda pemerintah untuk menekan perempuan agar menikah dan memiliki anak, demi mengatasi ketidakseimbangan demografis, serta mengatasi angka kelahiran yang terus mengalami penurunan akibat Kebijakan Satu Anak untuk menyelamatkan masa depan bangsa dari keruntuhan ekonomi akibat kekurangan pekerja. Dengan menggunakan teori feminisme sosialis, penulis berusaha melihat bagaimana pemerintah Cina menggunakan propaganda Sheng Nu untuk mengopresi perempuan di Cina melalui dua aspek, yaitu aspek budaya yang menekankan pada nilai dan kultur patriarki yang telah mengakar di Cina melalui ideologi Konfusianisme dan termanifestasikan dalam potret media di Cina yang diskriminatif terhadap perempuan yang belum menikah, serta melalui aspek ekonomi politik yang menekankan pada industrialisasi, kapitalisme, dan peralihan sistem ekonomi Cina sejak Kebijakan Ekonomi Terbuka Cina tahun 1978 serta diskriminasi di sektor pekerjaan hingga saat ini.

This thesis attempts to examine the forms of oppression experienced by women in China in the private and public spheres. Various policy changes made by the Chinese government often place women in a vulnerable and oppressed position, one of which is through Sheng Nu propaganda. Sheng Nu (leftover women) is a term that refers to women over 27 years old, educated and working, but not yet married, so they are considered "leftover". This is a form of government's propaganda to pressure women to marry and have children, in order to overcome demographic imbalances, and overcome the declining birth rate as a result of the One Child Policy to save the nation's future from economic collapse due to labor shortages. By using the theory of socialist feminism, the author attempts to see how the Chinese government uses Sheng Nu's propaganda to oppress women in China through two aspects, namely cultural aspects that emphasize patriarchal values and culture that have taken root in China through Confucian ideology and are manifested in discriminative media portraits in China towards unmarried women, as well as through the political economy aspect which emphasizes the industrialization, capitalism, and transition of the Chinese economic system since the 1978 Chinese Open Door Policy and discrimination in the employment sector.

Kata Kunci : Perempuan di Cina, Sheng Nu, Opresi, Gender, Feminisme Sosialis

  1. S1-2021-409833-abstract.pdf  
  2. S1-2021-409833-bibliography.pdf  
  3. S1-2021-409833-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2021-409833-title.pdf